Sudah 540 PMI NTT Non Presodural Dicekal

Penulis: Eugenius Moa
Editor: Adiana Ahmad
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo (baju tenun ikat) dialog dengan petugas LTSA PPPMI Sikka

Sudah 540 PMI NTT Non  Presodural Dicekal

Laporan wartawan POS-KUPANG.COM, Eginius Mo’a

POS-KUPANG.COM, MAUMERE- Sejak  diberlakukanya moratorium  pengiriman   calon Pekerja  Migran Indonesia   (PMI) asal Propinsi  Nusa Tenggara  Timur   (NTT),   telah dicekal 540 calon PMI  non prosedural selama  bulan  Januari sampai  12 Maret 2019.

“Sekarang mereka makin cerdas. Kalau   ditanya, mereka mengatakan  tidak  bekerja, tetapi mau kunjungi keluarga yang akan bikin hajatan.  Namun   diinterogasi lebih lanjut tidak bisa menjelaskan,” beber Kepala  Kepala  Dinas Tenaga  Kerja dan Transmigrasi  Propinsi NTT, Sisilia  Sona,  Kamis   (14/3/2019)  di  Maumere.

Sisilia hadir mengikuti  peresmian  Layanan  Terpadu  Satu Atap  Penempatan dan Perlindungan Pekerja  Migran Indonesia  (LTSA  PPPMI) Sikka. Lembaga ini  untuk menjangkau pelayanan di  wilayah   Pulau   Flores dan Lembata.

Turun dari Kapal, Dua Pekerja Migran Indonesia Masuk RSU Maumere

BPJS Ketenagakerjaan Lindungi 1.613 Pekerja Migran Indonesia Asal NTT

Kebijakan moratorium,kata  Sisilia, masih salah  dimaknai  tidak boleh lagi mengirim  PMI   ke  luar negeri. Padahal lapangan pekerjaan  belum cukup tersedia  menyerap seluruh angkatan kerja   di  NTT.

“Boleh berangkat keluar dari NTT, tetapi harus punya kompetensi. Kalau  14 kejuruan,   calon   tenaga  kerja  dilatih sebelum berangkat.  Calon  pekerja  harus  dilatih  dan  punya  sertifikasi kompetensi profesi. Pintu keberangkatan melalui  NTT,”  tegas Sisilia.

Pengalaman selama ini,  PJTKI   yang merekrut  tenaga kerja menjanjikan  dilatih di  Surabaya,  Medan,  Batam, Jakarta. Apakah mereka  dilatih dengan  bakik   dan  benar,  kita belum tahu.

“Di  NTT kita  punya   dua BLKLN.  Mereka latih PMI ke  Malaysia ke Hongkong.  Sore ini  dimulai  pelatihan untuk 20  orang PMI  ke  Malaysia dan ke Hongkong,”  ujar  Sisilia.

Mantan  Kepala Kesbangpol  NTT minta masyarakat menyambut baik kebijakan moratorium  bukan membatasi bekerja di luar negeri. Namun semata-mata melindungi  PMI dan  hak-haknya ketika kerja di luar  negeri.

Sisilia mendampingi   Wakil   Gubernur NTT  melakukan   kunjungan ke  Malaysia  beberapa waktu  lalu bertemu beberapa pengusaha  Malaysia. Mereka berniat membangun BLKLN  di  NTT.  Syaratnya pemerintah menyediakan lahan sedangkan  seluruh fasilitas disiapkan pengusaha.

Inilah Kisah Kelam Seorang Pekerja Migran Indonesia di Taiwan

“Sudah  terbukti  di Propinsi NTB.  BLKLN  sudah dibangun. Tanggal   26 Maret direncanakan peresmiannya,”   ujar Sisilia.

Ia  mengatakan, pencegahan pemberangkatan PMI non prosedural harus  dilakukan sampai ke tingkat desa. Pada  bula April diadakan workshop ketenagakerjaan  tingkat provinsi   menghadirkan semua  Ketua DPR dan  bupati. Forum ini akan merancang desain ketenagakerjaan kita lima tahun kedepan.

“Apa yang harus kita lakukan.Kita  akan  bagi  habis tugas  mulai dari  gubernur  sampai  kepala desa,” kata Sisilia.(*)

Berita Terkini