Juanikos Cesario (49), pemilik rumah dan kos-kosan 12 kamar yang terdampak bencana angin puting beliung, mengisahkan angin berputar mulai dari arah selatan. Saat itu, dia dan dua orang keponakannya sedang berada di rumah.
"Kejadiannya begitu cepat, hanya 20 menit saja. Cepat sekali," tuturnya. Juanikos yang adalah juga ketua RW 09, Kelurahan Liliba mengalami kerugian material lumayan banyak. Atap rumah dan kos-kosannya rusak berat.
Mariano dan Stefanus, keponakan Juanikos mengatakan mereka hanya bisa menyelamatkan ijazah yang dibutuhkan untuk tes menjadi prajurit TNI. "Selain ijazah, semua habis termasuk pakaian dan beras," ujar Mariano.
Martinus Tandafatu, Sekretaris RT 27 mengakui kejadiannya cepat sekali. "Saya sepertinya tidak percaya dengan kejadian ini," ungkap Martinus. Martinus sedih karena hanya beberapa rumah warga yang selamat dari terjangan puting beliung.
145 Rusak Berat dan Ringan
Data sementara yang diperoleh dari Lurah Liliba, Viktor Makoni, S. Sos menyebutkan, rumah dan kos-kosan yang rusak diterjang puling beliung sebanyak 145 unit. Dari jumlah itu tercatat 118 unit masuk kategori rusak parah (berat).
Kerusakan terbanyak di wilayah RT 27 Kelurahan Liliba yaitu sebanyak 65 unit disusul RT 26 sebanyak 28 unit, RT 25 sebanyak 11 unit dan RT 18 10 unit rumah. Total kerusakan sementara itu berdasarkan data hingga pukul 19.25 Wita, Kamis (28/2/2019). Bangunan yang rusak berupa rumah dan kos-kosan.
Lurah Viktor Makoni mengatakan, posko sementara bagi korban bencana puting beliung dibuka di Aula Bapelkes, Jalan Farmasi Kupang. Posko digunakan sebagai tempat menampung makanan dan bantuan bagi korban terdampak bencana. Lurah Viktor Makoni memastikan tidak ada korban jiwa dalam musibah ini.
Wakil Walikota Kupang, dr. Herman Man meninjau lokasi terdampak bencana puting beliung di Kelurahan Liliba. Herman Man tiba di wilayah RT 27 sekitar pukul 16.00 Wita dan langsung melihat rumah dan kos-kosan yang terkena bencana. Di sana ia tampak berdiskusi dengan para pemilik rumah dan membicarakan sejumlah barang yang akan dibantu seperti terpal dan tenda.
Kepada wartawan, wakil walikota mengatakan pemerintah kota berkoordinasi dengan Gubernur NTT agar menjadikan Aula Bapelkes sebagai tempat penampungan sementara. "Kalau butuh makanan nanti kita bantu. Kalau bantuan kita drop dari gudang langsung. Apa adanya," ungkapnya.
Tim Tagana Dinas Sosial Provinsi NTT membangun tenda darurat bagi para korban. Tenda Tagana ini didirikan di RT27/ RW09 atau persis di depan rumah Ketua RW 09, Juanikos Cesario yang rumah dan kosnya juga diterjang puting beliung.
Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial Provinsi NTT, drg. Iin Andriani, M.Kes, ditemui di lokasi bencana menyatakan pihaknya langsung bergerak mendata kerusakan. Langkah antisipatif dari Tagana adalah memasang tenda gulung atau terpal bagi para korban. Tenda bermanfaat bagi para penghuni kos yang umumnya mahasiswa.
Tagana juga membangun dapur umum bagi para korban. "Ini kan banyak anak kos jadi pasti malam ini tidak bisa masak takutnya telantar. Walau makanan sederhana, kita siapkan," ujarnya.
Ia menambahkan terpal juga akan dipasang di kos-kosan milik Juanikos Cesario yang hancur bagian atapnya. Pascabencana, pasokan listrik ke beberapa lokasi sempat terhambat. Sebagaimana terpantau di RT27, RW09, lokasi gelap gulita karena aliran listrik putus total. Tim Tagana pun memasang genset di tenda darurat.
Walikota Kupang, Jefri Riwu Kore meninjau lokasi bencana di Kelurahan Liliba,
Kecamatan Oebobo, Kamis (28/2/2019) malam. Walikota Kupang tiba di Posko darurat sekitar pukul 21.00 Wita. Tenda darurat berada di wilayah RT 27 RW 009.
Walikota Kupang berdiskusi dengan warga yang menjadi korban. Beberapa warga memberikan masukan serta menyampaikan kebutuhan mereka.