POS-KUPANG.COM | RUTENG - Data pasien DBD yang menjalani perawatan di BLUD RSUD dr. Ben Mboi Ruteng dari Juni 2018-29 Januari 2019 berjumlah 172 pasien.
Khusus warga Manggarai yang terserang DBD sebanyak 118 orang. Pasien dari Manggarai yang terkena DBD karena ada riwayat melakukan perjalanan ke Labuan Bajo, Manggarai Barat (Mabar) ada 66 orang, melakukan riwayat perjalanan tidak jelas 44 orang, riwayat ke Borong 2 orang dan ke Lembor, Mabar 1 orang.
Sedangkan pasien yang berasal dari Labuan Bajo yang menjalani perawatan di RSUD Ruteng ada 29 orang. Mereka ini warga Mabar yang datang berobat di RSUD Ruteng tapi terkena DBD di Mabar.
• Kades Noepesu Bersyukur dengan Kegiatan TMMD di Desanya, Ini 3 Item Kegiatan yang Dilaksanakan
Demikian penjelasan Direktur BLUD RSUD dr. Ben Mboi Ruteng, dr. Elisabeth F Adur kepada wartawan di ruang kerjanya, Selasa (26/2/2019) siang.
Ia menjelaskan, keluarga yang membawa anaknya ke RSUD Ruteng lalu menyampaikan anaknya terserang DBD harus menjalani proses pemeriksaan terlebih dahulu guna mengetahui benar anaknya terkena DBD atau tidak.
• Ini Pengakuan Rekan Satu Asrama Mahasiswi yang Kubur Bayinya di Samping Asrama Pemda Alor
"Nanti harus diperiksa di laboratorium lalu jalani perawatan beberapa hari baru kita ketahui. Setelah benar terkena DBD baru kita data. Ada pasien yang datang dari Borong dan Labuan Bajo karena memang sudah terkena DBD juga kita data dan layani," kata dr. Ida, nama panggilan Direktur RSUD Ruteng.
Ia mengatakan, khusus untuk wilayah Manggarai ada pasien dari daerah-daerah yang cuaca panas seperti Reok, Cibal dan Satar Mese termasuk Wae Rii.
"Semua kita rawat. Pasien yang datang dari luar tetap kita data karena menjalani perawatan di RSUD Ruteng," katanya.
Ia menjelaskan, semua pasien yang menjalani perawatan kalau dari Mabar akan diperhatikan sama seperti pasien dari Manggarai karena yang datang ke rumah sakit perlu mendapat pelayanan yang baik. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Aris Ninu)