Plpres 2019

Sandiaga Uno Ungkap Gurunya Asal NTT, Pesan Uskup Maumere hingga Optimisme Esthon Foenay

Editor: Hasyim Ashari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sandiaga Uno dan Uskup Maumere Mgr RDEdwaldus Martinus Sedu,di Lepo Bispu Istana Keuskupan Maumere, di  Pulau Flores, Propinsi NTT,(25/2/2019).  

Sandiaga Uno Ungkap Gurunya dari NTT, Pesan Uskup Maumere hingga Optimisme Eston Foney

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Calon Wakil Presiden Nomor Urut 02, Sandiaga Uno, mengunjungi Rumah Dapur Nekamese, Penfui, Kota Kupang, NTT, Senin (25/2/2019).

Ketua DPD Gerindra NTT, Estnon Foenay, pada kesempatan itu mengatakan akan memenangkan paket Prabowo-Sandi di NTT.

"Bae sonde bae Prabowo Sandi lebe bae," katanya.

Dikatakan, resonansi Sandi sudah tembus sampai ke kampung-kampung.

"Juga sudah sampai kepada pemuda, mahasiswa, dan atlit olahraga," katanya.

Ini, kata Esthon, adalah peristiwa pesta demokrasi besar.

"Karena itu, imbauan kepada kita agar tetap jaga situasi yang aman dan damai. Agar proses pemilihan berjalan dengan baik," ujarnya.

Wabup Flotim Sebut Luar Biasa Uskup Maumere Terima Sandiaga

Sandiaga di Kupang, Eston Foenay: Bae Sonde Bae Prabowo-Sandi Lebe Bae

"Bapak ibu bersaudara semua kita punya tekad sama, kalau bukan kita siapa lagi. Kalau bukan sekarang kapan lagi. Bae sonde bae Prabowo Sandi," ucapnya.

Pada penghujung sambutannya, Eston mengatakan Tuhan akan memberikan jalan kepada pasangan capres-cawapres nomor urut 02 itu.

"Tuhan buka jalan, Prabowo sandi pasti menang," harapnya.

Sebelumnya, Sandi tiba di Bandara Udara Internasional El Tari Kupang pada pukul 15.15 Wita.

Di Bandara El Tari, Sandiaga dan rombongan diterima oleh Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi Provinsi NTT dan kader partai pendukung serta simpatisan.

Sandi mengenakan kaos biru doger dengan tulisan huruf s warna merah dan kuning.

Tampak santai ia melalui pintu kedatangan penumpang bersama rombongan.

Ia kemudian bersama dengan para penjemput menuju Dapur Nekamese untuk bertemu dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda/mahasiswa, tokoh perempuan, Caleg dan Koalisi yang sudah menunggu.

Bertemu Uskup Maumere, Sandiaga Cerita Masa Lalu di SMA Katolik Pangbudi Luhur

Lihat Wajah Uskup  Maumere,  Sandiaga  Mengaku Sudah Senang

Sandiaga tiba di Kupang dengan menggunakan penerbangan Wings Air.

Sebelumnya Sandi melakukan kunjungan di Kota Maumere sejak pukul 07.00 Wita.

Ia melakukan beberapa pertemuan, termasuk bertemu dengan uskup Maumere Mgr Edwaldus Sedu Pr.

Kunjungan Sandiaga Uno kepada Uskup Maumere, Mgr RD Edwaldus Martinus Sedu, di Lepo Bispu, Istana Keuskupan Maumere, membawa pesan kebersamaan dan kerukunan.

Sandi mengaku wajahnya teduh tatkala menyaksikan wajah Yang Mulia Bapak Uskup Maumere.
"Saya langsung teduh. Mudah-mudahan kehadiran kami diberkati," harap Sandi.

Mgr Edwaldus mengakui kehadiran Sandi menggembirakan.

Lepo Bispu sebagai rumah (home) bukan `house' menerima siapa saja apapun perbedaannya.

"Sebagai orang beriman Katolik kita harus menerima dan menghasihi siapa saja. Kalau hanya mengasihi orang yang seiman dengan kita apa lebihnya kita. Yang lebih dari itu menghasihi sesama. Terlebih yang musuh kita juga kita kasihi," imbuh Mgr Edwaldus.

Sandiaga  Dialog dengan Ema-Emak:  Kok Bisa Pas Ya  Du’a-Du’a dengan  Dua 

Ini  Agenda Pertama  Sandiaga  Saat Tiba di Maumere, Sikka-NTT

Mgr Edwaldus mengharapkan kepada Sandi terus merajut kebersamaan dan memaknai perbedaan sebagai kekayaan bangsa kita.

"Jangan dilihat perbedaan agama itu sebagai hal yang memisahkan kita. Seharusnya membuat kita lebih kaya sebagai bangsa," pesan Mgr Edwaldus.

Dalam kesempatan itu, Sandiaga menjelaskan latar belakangnya.

Ia mengaku ayahnya berasal dari Gorontalo dan ada keturunan dari Makassar.

Sedang ibunya berasal dari Sunda. Lahir di Indramayu.

Kakeknya adalah keturunan Demak, sedangkan ia lahir di Sumatera.

"Saya ini Indonesia Timur terwakili, Jawa juga ada, saya sendiri lahir di Riau," ujar Sandiaga.

Sandi bersekolah dasar di SD Persatuan Sekolah Kristen Jakarta di Jakarta Selatan.

Pendidukan di SMPN dan melanjutkan ke SMA Katolik Pangudi Luhur, Jakarta.

Tiga tahun mengenyam pendidikan di SMA Pangudi Luhur, Sandi meneruskan pendidikan di luar negeri.

Sandi mengaku beruntung mengenyam pendidikan di SMA Pangudi Luhur, menerapkan sistem pendidikan yang disiplin dan menjunjung tinggi keberagaman, persatuan dan toleransi.

Dr. Vivi Anggelia: Makan Sehat Untuk Melawan Kolesterol

Prostitusi Online Kupang, Seorang Pria Ngaku Punya Nomor PSK Hingga Bantahan Pemilik Tempat Hiburan

"Sekolah Pangudi Luhur itu paling susah karena ada pelajaran sterio, trigonometri. Saya gak belajar dulu, tetapi salah satu nilai tertinggi saya adalah keimanan," kisah Sandi.

Ia mengungkapkan kesukaanya pada pelajaran Akuntansi dan masih mengingat nama guru-gurunya yang kebanyakaan dari NTT.
"Guru ekonomi saya pertama namanya Pa Noning dari NTT, mengajar akuntansi " ungkapnya.

Menurut Sandiaga, ia bersekolah di sekolah Katolik karena ayahnya juga mengenyam pendidikan di SMA Katolik Albertus Dempo, Malang.

Selain bercerita tentang sekolah masa kecilnya, pada kesempatan itu, Sandiaga mengaku hadir hadir di Maumere merajut tenun kebangsaan.

"Indonesia sangat beragam. Punya potensi yang luar biasa dan kita tidak boleh membedakan suku, agama dan ras. Kita betul-betul dalam kebhinekaan kita junjung tinggi NKRI. Pancasila dan UU 1945 adalah falsafah yang akan kita junjung tinggi " imbuh Sandiaga. (Eginius Mo'a/Ambuga Lamawuran/Ryan Nong/POS KUPANG.COM)

Berita Terkini