Inilah Infrastruktur yang Dibangun Pemerintahan Jokowi-JK di Provinsi NTT

Editor: Dion DB Putra
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dirjen SDA Kementerian PUPR, Dr.Ir Hari Suprayogi, M.Eng bersama Wakil Gubernur NTT, Yosef Nae Soi dan Wakil Bupati Belu, J.T Ose Luan menekan tombol sirene sebagai tanda pengisian awal Bendungan Rotiklot di Belu, Kamis (13/1/2019)

"Jika kami dipercaya memimpin negeri ini, kami akan menjaga stabilitas harga-harga bahan kebutuhan pokok dan ekonomi rakyat. Mulai dari petani, nelayan," tegasnya.

Ia menegaskan, untuk menjadi negara berhasil, pemerintah harus sungguh-sungguh dalam membangun suatu kemandirian. Karena itu dalam visi misinya, Prabowo menekankan pentingnya swasembada pangan, energi, dan air agar dapat bertahan.

"PBB sekarang mengatakan bahwa ini tiga masalah utama. Tolok ukur keberhasilan suatu negara. suatau negara dikatakan bisa berhasil kalau bisa memenuhi pangan untuk rakyatnya, energi untuk rakyatnya, dan air tanpa impor," kata dia.

Ia pun berjanji bila mendapatkan mandat dari masyarakat untuk berkuasa akan
menjami ketersediaan pangan dengan harga terjangkau untuk seluruh rakyat indonesia.
"Dan kami akan menjamin bahwa produsen, petambak, nelayan, harus mendapat imbalan penghasilan yang memadai. Itu komitmen kami," tandasnya.

Prabowo juga mengatakan pihaknya berharap akan bisa berdiri di kaki sendiri. Maksudnya adalah melakukan swasembada pangan, energi, dan air secara mandiri. Mencatut pedoman PBB, hal ini diyakini sebagai tiga hal utama yang dapat membuat suatu bangsa maju.

"Kalau kami berkuasa nanti, (kami) bisa menjamin akan memberikan harga pangan yang sesuai. Menurunkan harga listrik, harga makanan, harga pangan, dan juga pupuk," ungkapnya.

Di awal debat, Jokowi menyampaikan visi-misinya. Di bidang infrastruktur Jokowi mengatakan dalam 3 tahun pihaknya menggelontorkan dana desa sebesar Rp 187 triliun. Selain itu, dia mengatakan sepanjang pemerintahannya telah membangun 191.000 jalan di desa dan 58.000 unit irigasi yang juga telah dibanhun dari dana desa. "Jalan produksi sangat bermanfaat bagi petani," ucap Jokowi.

Selain sektor infrastruktur dia juga menyampaikan beberap visi misi terkait dengan energi dan pangan. Jokowi mengaku selama tiga tahun tidak pernah ada kebakaran hutan dan kebakaran gambut.

"Kebakaran lahan gambut tidak terjadi lagi dan ini sudah bisa kita atasi. Dalam tiga tahun ini tidak terjadi kebakaran lahan, hutan, kebakaran lahan gambut dan itu adalah kerja keras kita semuanya," kata Jokowi.

Di bidang energi kami ingin mengurangi pemakaian energi vosil. Saat ini sudah menggunakan pemakaian B20 ini akan kita teruskan ke b100, sehingga ketergantungan energi vosil berkurang dari tahun ke tahun.

Jokowi juga mengatakan bahwa jika terpilih nanti ingin terus menjaga kesediaan dan stabilitas harga pangan jika terpilih kembali. "Kita ingin ketersediaan pangan, stok, dan stabilitas harga harus terus kita jaga," tutur Jokowi.

Kemudian, Jokowi pun mengucapkan terima kasih kepada petani jagung karena bisa meningkatkan produksi. Dan ini bisa menekan impor. Ia mengungkapkan data pada 2014, Indonesia mengimpor 3,5 juta ton jagung.

Akibat produksi yang meningkat, jumlah impor tersebut menurun drastis menjadi 180.000 ton jagung. "Saya sampaikan terima kasih pada petani jagung. Pada 2014, kita impor 3,5 juta ton jagung. Pada, 2018 hanya impor 180.000 ton jagung, artinya ada produksi 3,3 juta ton," terangnya.

Pada segmen terakhir Jokowi menegaskan butuh keberanian dan ketegasan dalam mengelola negara Indonesia. Jokowi menekankan tidak ada yang ditakutinya kecuali Allah SWT.

"Rakyat Indonesia yang saya cintai, mengelola negara sebesar Indonesia ini tak mudah, tak gampang. Sangat beruntung sekali saya punya pengalaman mengelola kota sebagai wali kota, provinsi, dan 4,5 tahun ini mengelola negara kita Indonesia," kata Jokowi

Halaman
123

Berita Terkini