POS-KUPANG.COM | BAJAWA -- Isak Imanuel (44) warga RT 02 Desa Waesae Kecamatan Aimere tampak sibuk siang itu.
Mengenakan celana pendek berwarna loreng dengan baju kaus oblong berwarna putih hitam ia terlihat terus mengamati wadah tempat ia memproduksi sopi atau moke.
Pria yang akrab disapa Isak itu merupakan seorang penyadap tuak di Aimere. Setiap hari dirinya sibuk dengan menyadap dan memasak moke demi menghidupkan perekonomian keluarga.
Siang itu sedang sibuk memasak moke dibelakang rumahnya. Tempat ia memasak moke sangat sederhana. Luas tempat ia memasak moke hanya sekitar 10 meter persegi.
Isak saat ini hanya fokus memproduksi Moke jenis Bakar Menyala (BM) yang menurut Isak BM nomor Satu (Paling Keras).
Pria kelahiran 12 Oktober 1974 ini menghidupkan keluarga dengan menyadap moke. Sehingga anak-anak bisa sekolah.
Dalam sehari Isak memproduksi moke sebanyak 50 liter. Dengan nominal menghasilkan uang bisa mencapai satu juta rupiah.
• Pembeli Keluhkan Pengembalian Uang dengan Permen di Nagekeo
• Wihelmina Pasrah Ratusan Pohon Pisang Tumbang di Terpa Angin Puting Beliung
• Kabar Duka di Kalangan Artis di Awal Tahun
"Satu hari itu bisa menghasilkan satu jerigen jumbo atau 50 liter BM," ungkap Isak, kepada POS KUPANG.COM, dibelakang rumahnya di Aimere, Jumat (4/1/2019).
Ia mengungkapkan setiap hari dirinya dibantu sang istri, Nonce Elsiana Minggus (43) rajin memasak tuak. Jika dirinya sibuk, dirinya hanya panjat lontar untuk ambil tuak sedangkan untuk masak sang istrilah yang membantu.
Ia mengaku jika produksi tuak hanya bulan Mei hingga Desember. Sedangkan Januari hingga April lontar tidak ada rangkai sehingga tidak bisa menyadap tuak.
"Januari sampai april belum ada rangkai moke lontar.
Mei-Desember itu musim baru bisa panjat dan iris moke
Saya sejak tahun1998 kerja ini. Ya lumayan untuk hidup," ujarnya.
Ia mengaku dengan iris moke dirinya bisa menyekolahkan anak dan bisa menghidupkan keluarga.
"Saya ingin anak-anak semua sukses. Mereka harus sekolah. Anak ada lima orang semua mereka sekolah, anak sulung lulus Polisi, saat ini sedang pendidikan di SPN Kupang," ujarnya.
Ia berharap suatu saat anak-anaknya semua sukses dan bisa menghidupkan keluarga masing jika sudah besar.
Ia juga mengaku menjalani suatu pekerjaan harus fokus dan tetap sabar. Apapun hasilnya harus terima. Jika sedang tidak rejeki pendapatan juga pasti menurun hanya bisa pasrah. Namun jangan pernah putus asa untuk terus bekerja menghidupkan keluarga.(Laporan Reporter POS KUPANG.COM, Gordi Donofan)