Mendagri menambahkan, visi dan misi yang sudah dirumuskan Gubernur dan Wakil Gubernur NTT merupakan janji politik dan akan ditagih oleh rakyat dimana setiap tahun memberikan pertanggungjawaban kepada rakyat. Pemerintah pusat tidak punya tangan ke bawa sehingga sejalan dengan pesan Presiden Jokowi untuk perkuat birokrasi.
"NTT itu memiliki sejarah. Bung Karno cetuskan Pancasila di NTT. Bung Karno pernah datang ke Atambua dan tanam pohon beringin. Saya minta mari dukung program pemerintah NTT yang ada sekarang. Ada program kelor yang begitu sakti, walaupun di bisa usir setan kalau di Jawa sedangkan d NTT kelor jadi sakti dibuatkan berbagai macam barang sepeti teh kelor. NTT harus bangkit dan rakyat harus sejahtera. Ini harus terus diteriakan, disosialisasi, jangan tidur," pintanya.
Gubernur NTT, Viktor Laiskodat pada kesempatan ini membentangkan program utama masa kepemimpinan lima tahun kedepan dihadapan Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tjahjo Kumolo. Lima program utama ini akan dilaksanakan bersama warga NTT untuk mengejar ketertinggalan sehingga tidak lagi dilabelkan miring oleh banyak pihak tentang NTT.
Gubernur Viktor mengatakan, sejak dilantik secara resmi memimpin NTT bersama Wakil Gubernur,Josef Nae Soi, pihaknya bergerak cepat. Langkah yang dilakukan semata-mata untuk mengejar ketertinggalan daerah ini. Untuk itu, dengan lima program utama yang sudah dicetuskan diharapkan daerah ini bisa lebih maju.
Dirinya merincikan, program yang paling pertama pada pegembangan sektor pariwisata sebagai kunci untuk meningkatkan basis ekonomi. Saat ini Pulau Komodo menjadi lirikan wisatawan dari berbagai negara sehingga langkah yang dilakukan adalah menjadikan Komodo milik NTT seutuhnya. Setiap wisatawan harus membayar uang yang layak. Targetnya ada NTT harus menjadi Provinsi Pariwisata.
"Saya ajak semua komponen untuk budayakan perilaku beradab terutama lihat lingkungan. Kita juga akan berencana lakukan festival rumah bersih di seluruh NTT," ujarnya.
Dirinya juga menyinggung soal bidang Pertanian terpadu sebagai ekonomi biru. Juga soal potensi wisata Pantai Mulut Seribu di Pulau Rote yang luar biasa. Ini semua potensi yang akan tetap dikembangkan secara baik.
Selain itu, katanya, adanya program tanam kelor akan terus didorong untuk memenuhi kebutuhan pasar di luar negeri. Semua hotel, kantor harus dibudayakan menyediakan suguhan teh kelor sebagai seduhan utama. Harus dibangun budaya nasionalisme di daerah sendiri.
"Sekarang sudah ada sabun dari kelor, teh kelor, sampo kelor. Nona-nona saja minta supaya gunakan sampo kelor. Di setiap kantor dan hotel suguhkan teh kelor. Inilah bukti nasionalisme di daerah sendiri. Kita akan buat maket di NTT dengan produk unggulan kelor," ujar Viktor.
Dia juga menyinggung soal reformasi birokrasi. Pola restrukturisasi aparatur seirama dengan perkembangan zaman. Reformasi birokrasi jangan dijadikan sumber masalah tapi sumber solusi bagi pembangunan NTT.
Kekuatan majunya NTT terletak pada saling membangun dialog lintas elemen untuk menenun pembangunan NTT menjadi lebih baik setara dengan daerah lain. Program lain, kata Viktor, peningkatan kualitas SDM. Standar kesehatan fokus gizi buruk dan stunting. Perhatian guru berikan insentif pada guru yayasan. Guru harus sejahtera agar maju pendidikan.
Menurut Viktor, dirinya tidak main-main dengan moratorium tenaga kerja. Saat ini ada 101 manusia NTT pulang dalam kondisi mayat. Terhadap kondisi ini maka langkah yang dilakukan adalah perkuat balai latihan kerja (BLK).
Saat ini baru tujuh tetapi sesuai standar 30 buah sehingga ini dalam waktu dekat akan dihadirkan agar melayani warga untuk persiapkan TKI yang trampil.
"NTT juga akan kita hadirkan perusahaan listrik sendiri yang mulai dihadirkan pertengahan 2019. Kita targetkan tahun 2020 seluruh desa di NTT sudah diterangi listrik. Kita juga bangun kerjasama dengan Distrik Oekusi dan sudah ada proposal yang dibuat Pak Mari Alkatiri untuk kita bangun jembatan persahabatan. Bila perlu megah seperti jembatan di London, Inggris," kata Viktor.
Bangun Optimisme