Laporan Wartawan POS-KUPANG.COM, Adiana Ahmad
POS-KUPANG.COM | KUPANG-Perusahaan Umum Badan urusan Logistik (Perum Bulog) Divisi Regional (Divre) NTT menyalurkan 435,8 ton beras untuk operasi pasar pada November 2018.
Penambahan beras operasi pasar tersebut untuk mengantisipasi lonjakan harga beras menjelang Natal 2018 dan Tahun Baru 2019.
Kepala Bulog Divre NTT, Eko Pranoto, ditemui di ruang kerjanya, Jumat (9/11/2018), mengatakan, operasi pasar sebenarnya sudah dilakukan Bulog NTT sejak Januari 2018.
Baca: 30 Kumpulan Ucapan Selamat Hari Pahlawan yang Bisa Kamu Bagikan Via WA Maupun Facebook
Baca: Beberapa Daerah di NTT Berpotensi Hujan Lokal pada Siang Hingga Dini Hari
Operasi pasar melibatkan pedagang di pasar-pasar yang menjadi sampel BPS untuk perhitungan inflasi.
Misalnya, Pasar Oebobo, Pasar Oeba, Pasar Kasih Naikoten di Kota Kupang dan Pasar Alok di Kota Maumere, Kabupaten Sikka.
Ia menjelaskan, sejak Januari sampai November 2018, Bulog NTT telah mendistribusikan 13.242 ton beras untuk operasi pasar ke seluruh wilayah NTT.
Selain melalui pedagang, kata Eko, Bulog juga menyalurkan beras CBP (cadangan beras pemerintah) ke desa atau kelurahan yang membutuhkan operasi pasar, termasuk ke gereja.
Baca: VIDEO: Usai Tabrak 6 Pengendara Sepeda Motor Secara Beruntun, Sopir Truk Kabur Selamatkan Diri
Baca: Hebat ! Film Siko Produksi Komunitas Film Kupang Masuk Nominator Piala Citra
"Hari ini kami turunkan stok ke SoE, TTS. Operasi pasar akan kami lakukan sampai akhir tahun 2018. Harga Rp 9.000/kg sampai Rp 9.500/ kg untuk beras medium," tambahnya.
Eko yang didampingi Kepala Bidang Operasional dan Pelayanan Publik Bulog NTT, Supriyono, mengatakan, harga beras saat ini relatif stabil karena masih banyak stok beras dari Sulawesi dengan harga Rp 8.500/kg sampai Rp 9.500/kg.
"Saya memantau langsung harga beras di empat pasar di Kota Kupang. Harga beras masih stabil," ujarnya.
Ia mengatakan, saat ini Bulog Divre NTT telah mendistribusikan stok beras ke pulau-pulau berpenduduk di NTT sehingga apapun kondisi cuaca tidak akan mengganggu stok beras di masyarakat.
"Stok di gudang juga masih banyak dan bertahan sampai Maret 2019. Stok beras ini berasal dari luar NTT, dan stok dari pengadaan lokal 1.547 ton. Karena itu, masyarakat tidak perlu khawatir kekurangan beras," kata Eko.
Realisasi Rastra 88 Persen
Mengenai penyaluran beras sejahtera (rastra) di NTT sampai Oktober 2018, Eko Pranoto mengatakan, telah mencapai 88 persen atau 46.500 ton dari pagu tahun 2018 sebanyak 53.476 ton.