Berita Kabupaten Ngada Terkini

Atap Rumah Miliki Guru Honorer di Wolomeze Ngada Hancur Diterpa Angin Puting Beliung

Penulis: Gordi Donofan
Editor: Kanis Jehola
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi rumah milik guru honorer SMPN Satap 2 Wolomeze yang diterpa angin puting beliung Kecamatan Wolomeze Kabupaten Ngada, Kamis (18/10/2018).

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gordi Donofan

POS-KUPANG.COM | BAJAWA - Angin puting beliung memporak-porandakan atap rumah dua guru honor SMPN Satap 2 Wolomeze di Malafai, Desa Nginamanu Selatan, Kecamatan Wolomeze Kabupaten Ngada, Kamis (18/10/2018).

Musibah itu terjadi, sekitar pukul 12.30 Wita. Angin dengan kekuatan dahsyat itu memporak porandakan rumah Matilde Mau Tena dan Maria Rosa Mistika Bhebhe Gaba yang juga guru honorer sejak 2014 itu.

Dua penghuni rumah baru mengetahui musibah yang menimpa tempat tinggal mereka dari para siswa siang itu.

Baca: Forkomwil PUSPA NTT Ajar Warga TPA Manulai Tingkatkan Kualitas Hidup

Informasi yang dihimpun POS- KUPANG.COM, dari pemilik rumah, Matilde Mau Tena, menyebutkan, beberapa saat sebelum kejadian dirinya sedang berada di kelas bersama siswa yang sedang melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

Baca: Cegah Pelanggaran Lalin, POMDAM IX/UDY Gelar Gaktib Waspada Wira Tombak

Ia mengaku saat puting beliung 'menerbangi' dan menghancurkan dapur rumah, sempat terdengar bunyi hempasan dahsyat. Namun semua mengira ada pohon yang tumbang disekitar kawasan sekolah.

Beberapa saat kemudian ketika siswa menyampaikan musibah itu, Matilde dan Rosa Mistika tersentak mendapati rumah yang hanya ratusan meter letaknya dari sekolah sudah luluh lantah. Atap rumah sudah dihempaskan angin dan dapur rata dengan tanah.

Dua guru honor ini sementara kehilangan tempat tinggal yang dibangun komite sekolah sejak tahun 2014 lalu.

Matilde dan sahabatnya itu mengaku belum tau akan tinggal dimana pasca kejadian itu. "Mungkin kami numpang dulu di rumah warga sekitar, tunggu kalau-kalau ada yang membantu," kata Matilde.

Kepala SMPN Satap 2 Wolomeze di Malafai, Wisnu Muwa, membenarkan musibah menimpa dua guru honornya itu.

Wisnu mengaku prihatin dengan dua guru honornya itu. Karena itu, dia berharap ada tindakan cepat dari komite, desa maupun pemerintah kabupaten tentang hal ini.

"Kami berharap ada tindakan cepat untuk bangun kembali sehingga tidak sampai mengganggu aktivitas guru dalam proses pembelajaran di kelas," kata Wisnu.

Menurut Wisnu, dirinya belum bisa menghitung kerugian. Tapi karena bangunan ini sudah sejak 2014 maka, perlu dibangun baru.

Sementara, Ketua Komite sekolah ini Anus Edo langsung melakukan koordinasi dengan pihak desa pasca musibah itu, agar rumah dua guru honor itu cepat dibangun lagi. (*)

Berita Terkini