Berita Kota Kupang Terkini

Forkomwil PUSPA NTT Ajar Warga TPA Manulai Tingkatkan Kualitas Hidup

PUSPA memberi sosialisasi tentang bagaimana meningkatkan kualitas hidup kepada warga TPA Manulai II.

Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Laus Markus Goti
Elisabeth Rengka saat berinteraksi dengan seorang anak warga TPA Manulai II, Kamis (18/10/2018). 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Laus Markus Goti

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Forum komunikasi wilayah NTT partispasi publik untuk kesejahteraan perempuan dan anak (PUSPA) memberi sosialisasi tentang bagaimana meningkatkan kualitas hidup kepada warga TPA Manulai II.

Secara khusus sosialisasi tersebut terarah pada upaya pemberdayaan dan perlindungan bagi perempuan dan anak.

Ketua panitia kegiatan, Berthadyn Fony Mella, S.Th saat memberi sambutan mengatakan, kehadiran PUSPA bertujuan memperkenalkan program unggulan, yakni menggalang dukungan lembaga masyarakat, membangun sinergi kementerian P3A, lembaga masyarakat, dunia usaha dan media demi mempercepat peningkatan kesejahteraan bagi perempuan dan anak.

Baca: Cegah Pelanggaran Lalin, POMDAM IX/UDY Gelar Gaktib Waspada Wira Tombak

Beberapa materi yang disajikan pada kesempatan itu, yakni sosialisasi akses, partisipasi dan manfaat bagi perempuan di semua sektor pembangunan, sosialisasi perlindungan hak perempuan dan sosialiasi perlindungan anak.

Baca: Menegur Siswa, Guru Senior SMAN 4 Kupang Dianiaya Orangtua Murid

Selain penyampaian materi, ada juga pelatihan daur ulang sampah menjadi pupuk organik, sehari bersama anak-anak berkeliling di Kota Kupang.

Elisabeth Rengka, ketua PUSPA NTT, saat diwawancarai POS-KUPANG.COM, di sela kegiatan menjelaskan, warga TPA kelurahan Manulai II menjadi sasaran kegiatan tersebut karena beberapa alasan.

Antara lain, sebagian besar warga TPA adalah pemulung dan perempuan. Hidup mereka amat bergantung pada pengumpulan sampah. Namun sangat disayangkan bahwa akses para pemulung dalam bidang kesehatan dan pendidikan anak sangat minim.

"Yah kita lihat, hidup mereka hanya bersandar pada sampah yang mereka kumpulkan, dan kita jelas bahwa pekerjaan mereka sangat berisiko terhadap kesehatan dan pendidikan anak-anak," ungkap Elisabeth.

Untuk itu, kata Elisabeth, warga TPA perlu mendapat perhatian dari pemerintah dalam kerja sama dengan berbagai pihak terkait.

Ia menambahkan, gol dari kegiatan ini adalah warga setempat bisa memahami hak dan kewajibannya sebagai warga negara, punya pemahaman yang baik soal kesetaraan antara pria dan wanita, dan mampu menata hidup mereka menjadi lebih baik. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved