POS-KUPANG.COM--Hampir semua orang pernah demam. Tidak terkecuali anak-anak.
Lalu bagaimana cara menurunkan panas pada anak?
Pertama, Anda bisa menggunakan kompres sebagai cara menurunkan panas pada anak.
Terkesan jadul? Tidak juga.
Baca: Datangi Jungkook BTS Saat Di Malta, Aksi Malu-Malu Bocah Kecil ini Bikin Army Meleleh
Baca: Kodim 1618/TTU Gelar Apel Peringati HUT TNI ke 73
Baca: Dandim Sumbar Pimpin Upacara Peringati HU TNI KE-73
Baca: Drs. Djidon De Haan,M.Si : 41 Orang Lulus Seleksi Administrasi Calon Anggota KPU NTT
Baca: Keluar Negeri Ratna Sarumpaet Dibekali Uang Rp 70 Juta Dari Dinas Pariwisata DKI Jakarta
Baca: Daniel Hurek: Dewan Tak Menolak Rancangan Anggaran
Karena walau terkesan sepele, namun tidak semua orang tahu dengan benar caranya.
Sebab sebagian besar orangtua tidak berhasil menurunkan panas pada anak mereka dengan cara dikompres.
Kedua, menurut Dokter Spesialis Anak, Mulya Rahma Karyanti, orangtua sering salah kaprah dalam menggunakan kompres.
Sebab, mereka lebih sering menggunakan air dingin untuk mengompres anak mereka. Padahal yang benar adalah kompres dengan air hangat.
Mengompres dengan air dingin bukannya tidak benar. Namun cara tersebut sudah tidak digunakan lagi sebagai cara menurunkan panas pada anak.
Karena ia hanya menurunkan panas sesaat dan besar kemungkinan akan menimbulkan panas yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Sementara untuk air hangat sendiri. Ia berfungsi untuk membuka pori-pori. Dengan begitu panas anak bisa keluar melalui pori-pori tersebut.
Untuk waktunya sendiri, silahkan mengompres anak Anda selama 15 menit sekali. Ganti juga kompresan secara bertahap.
Ketiga, jangan menaruhnya di jidat!
Hampir semua orang meletakkan kompres di jidat atau kening. Padahal cara tersebut kecil kemungkinan menurunkan panas pada anak.
Cara menurunkan panas pada anak dengan kompres yang benar adalah dengan menaruhnya di daerah lipatan seperti pada ketiak, lengan, dan paha.
Cara menurunkan panas pada anak dengan kompres.
“Kepala kurang efektif karena terhalang tulang tengkorak,” ucap dr. Mulya yang ditemui kompas.com pada (18/6/2015).
“Jadi silahkan mengompresnya dibagian lipatan-lipatan pembuluh darah besar. Di sana pembuluh darah lewat dan terjadi penguapan.”
Orangtua harus tahu konsep mengompres anak dengan air hangat. Di mana seluruh reseptor demam pada tubuh anak sedang mengalami lonjakan suhu yang tinggi.
Dan reseptor demam anak (dan juga kita semua) ada di seluruh permukaan kulit.
Oleh karenanya, kita jangan mengompresnya di jidat saja.
Lebih baik, di semua pembuluh darah di seluruh permukaan kulit. Ini berguna agar aliran darah bertambah dan suhu panas tubuh cepat dibuang.
Kesalahan keempat dalam cara menurunkan panas pada anak adalah jangan menyelimutinya.
Sebab tindakan tersebut justru meningkatkan suhu tubuh anak. Risiko yang paling berat adalah anak bisa kejang-kejang hingga hilang kesadaran.
Beri anak pakaian yang tipis dan lengan pendek. Dengan begitu, panasnya bisa keluar lewat pori-pori.
Ingatlah bahwa panas adalah gejala yang dapat berdiri sendiri atau bagian dari kumpulan gejala suatu penyakit.
Contoh yang paling umum adalah panas karena tifus.
Seperti yang kita tahu, gejala awal tifus adalah panas dengan suhu yang tidak terlalu tinggi. Namun terjadi cukup lama.
Namun bila panas tubuh anak di hari pertama sudah sekitar 39 hingga 40 derajat dan disertai menggigil, hampir mungkin itu bukan tifus.
Hanya saja, ketika panas anak terjadi lebih dari dua hingga tiga hari, silahkan bawa anak ke dokter untuk menentukan penyebabnya.
Jangan terlalu lama membiarkan tubuh anak panas selama beberapa hari.
Nah, sudah tahukan cara menurunkan panas pada anak dengan kompres bukan?
Jadi, jangan sampai salah lagi yah! (*)
Artikel ini telah tayang di posbelitung.co dengan judul Jangan Salah, Inilah Cara Menurunkan Panas pada Anak Dengan Kompres yang Benar, http://belitung.tribunnews.com/2018/10/05/jangan-salah-inilah-cara-menurunkan-panas-pada-anak-dengan-kompres-yang-benar?page=all.