Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Provinsi NTT adalah provinsi dengan urutan ketiga angka kemiskinan. Ini menjadi Pekerjaan Rumah (PR) yang besar bagi kita semua agar kemiskinan bisa kita atasi.
Hal ini disampaikan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, pada apel peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Halaman Kantor Gubernur NTT, Senin (1/10/2018).
Pantauan POS-KUPANG.COM, apel ini berlangsung tepat pukul 07:30 wita diikuti seluruh pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Lingkup Pemprov NTT dan seluruh ASN. Bertindak selaku inspektur upacara, Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat.
Baca: PKL Mahasiswa Politani 2019 akan Dilaksanakan di NTT
Apel diawali dengan mengheningkan cipta. Dalam sambutannya, Viktor mengatakan, penduduk NTT dengan kesetaraan sosial terendah di Indonesia, dan karena itu menjadi PR besar bagi seluruh komponen masyarakat terutama ASN.
"Pada momentum Hari Kesaktian Pancasila ini, harus menjadi momentum untuk kita menginstrospeksi diri kita, karena masih banyak hal yang harus kita lakukan. Karena itu kejujuran hati kita untuk bekerja dengan baik," katanya.
Baca: DPRD Manggarai Barat Setuju Tukar Guling Aset Pemda dengan PT ASDP
Dia meminta para ASN selaku penyelenggara negara di NTT harus mampu terus-menerus memotivasikan diri sebagai penentu perubahan di Provinsi NTT.
"Harus punya komitmen dalam diri bahwa saya ada penentu perubahan di NTT. Saya adalah penentu sejarah kebangkitan di daerah ini. Jadi ini harus menyala-nyala dengan setiap tubuhn jiwa dan raga serta semangat membangun daerah ini," katanya.
Dikatakannya, tidak ada sebuah perubahan tanpa ada semangat kerja yang hebat. "Disiplin yang lemah, etos kerja yang lemah, maka tidak akan menghasilkan apa-apa. Seberapa lama pun kita bekerja,tetapi apabila semangat itu tidak pernah dalam diri, maka kita tidak ada melihat sebuah perubahan yang hebat," ujarnya.
Karena itu, lanjutnya, dalam semangat memperingati Hari Kesaktian Pancasila itu, harus menjadi penilaian diri kita, apakah sudah mendisain, merekayasa diri kita menjadi Pancasilais yang rela berkorban bagi bangsa serta memberikan tenaga, pikiran untuk membangun bangsa.
"Mari kita bersama bangun provinsi ini dengan semangat, kebersamaan. Harus terlihat manusia-manusia cerdas, tidak boleh terbatas SDM," katanya.
Dikatakan, anggaran boleh terbatas tapi inovasi tidak boleh terbatas. Karena itu, Viktor menantang semua warga NTT, terutama bagi ASN agar harus mampu menunjukkan kepada provinsi-provinsi lain bahwa walaupun dengan anggaran terbatas untuk NTT, tapi mampu berbuat lebih hebat dari anggaran yang diberikan.
"Tapi kalau kita selalu mengeluh anggaran tidak ada. Kita manusia lahir tidak pegang uang. Kita lahir dilatih berkelakuan baik, dan diatih dengan kemampuan-kemampuan. Aneh kalau kita standar pada uang. Kalau manusia bersandar pada uang, maka kalau uang tidak ada berarti dia mati," kata Viktor.
Dia mengisahkan perjalanan hidupnya yang cukup sulit dan berat, namun mampu bertahan dan melewati tantangan hidup.
"Tapi dalam perjalanan hidup saya, tidak, ada uang. Tapi kita bergerak dan uang itu datang. Kita manusia penentu segala perubahan di dunia ini," katanya.
Karena itu, lanjutnya, anggaran yang ada, bukan penentu untuk dapat berbuat sesuatu. "Kita harus melahirkan budaya baru, yaitu budaya inovatif. Tidak ada manusia yang hebat yang keluar dari kondisi mapan. Anak orang kaya sejak lahir igending terus sampai 18 tahun, saya pastikan dia akan mati. Tapi anak-anak orang susah dipaksa terus bergerak tiap saat itulah orang yang menjadi pemenang-pemenang yang hebat," ujarnya.
Karena itu, lanjut Viktor, dalam situasi ini dirinya mengajak emua komponen masyarakat untuk bangkit bersama.
"Bergerak dalam keterbatasan kita, tapi kita tunjukkan bahwa kita bukan manusia dengan kecerdasan terbatas, tapi kita dipanggil dengan intelektual kita untuk menjawab tantangan yang ada di NTT saat ini," ujarnya. (*)