“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.” (Al Qadr: 1-3)
Pertama-tama, jika diartikan dari namanya, Lailatul Qadar, berasal dari bahasa Arab yang berarti malam ketetapan.
Mengapa demikian? karena pada malam tersebut, Al-Qur’an diturunkan sebagai pedoman hidup manusia dan barang siapa yang beribadah maka pahalanya akan dilipat gandakan lebih dari 29.500 ganda.
Soal tanda-tandanya, para ulama beda pendapat, tentang kapan terjadinya Lailatul Qadar.
Namun yang lebih kuat pendapatnya yaitu pada malam-malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadan.
Yang paling terkenal, pendapat tentang Lailatul Qadar terjadi pada malam ke-27 Ramadan.
Akan tetapi, perbedaan penentuan awal mulai 1 Ramadhan membuat kita tidak bisa menjadikan pendapat itu sebagai patokan pasti.
Dari Ibnu Umar, “Rasulullah SAW telah berkata, “barang siapa yang ingin menjumpai malam qadar, hendaklah ia mencarinya pada malam dua puluh tujuh.” (HR. Ahmad dengan sanad yang sahih)
“Rasulullah SAW sangat bersungguh-sungguh pada 10 hari terakhir dari bulan Ramadhan, melebihi kesungguhan beliau di waktu lainnya.” (HR. Muslim)
Jadi, bagaimana kita bisa tahu Lailatul Qadar telah datang? Rasulullah SAW pernah bersabda tentang tanda-tanda datangnya Lailatul Qadar.
Bila kita merasakan keempat hal dibawah ini, maka kemungkinan besar Lailatul Qadar telah kita temui. Keempat tanda tersebut yaitu:
1. Udara dan suasana pagi tampak damai dan tenang.
2. Keesokan hari malam Lailatul Qadar, sinar matahari tampak cerah namun teduh.
3. Malamnya terang, tidak dingin, tidak berawan, tidak panas, dan tidak ada badai.
4. Siapa yang beribadah di malam ini, mendapatkan kesan berbeda dari malam-malam yang lainnya.