Peran orangtua dan keluarga, serta lingkungan lain seperti sekolah, pekerjaan, dan pemimpin agama, akan membantu mereka bangkit dengan motivasi hidup baru.
"Hanya dengan memahami munculnya komitmen dalam kelompok, kita bisa mendapatkan kepercayaan dan kerja sama, sekaligus membatasi kemungkinan untuk munculnya konflik antar kelompok," kata Whitehouse, dikutip dari Sciencedaily, Senin (5/3/2018).
Studi ini juga menyarankan untuk meningkatkan dinamika psikologis kelompok demi tujuan-tujuan yang damai di daerah yang hancur pasca aksi kekerasan, termasuk sejumlah wilayah di Libya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengapa Masih Ada Orang yang Melakukan Bom Bunuh Diri?