POS-KUPANG.COM, BANDA ACEH - Sebanyak 20 orang anak buah kapal (ABK) yang bekerja di kapal ikan berbendera Togo, Afrika, mengaku tidak tahu mereka selama ini bekerja di sebuah kapal ikan yang sedang diburu Interpol.
Para ABK itu berasal dari Jawa Barat dan Jawa Tengah dan telah 10 bulan menjadi ABK di kapal yang ditangkap TNI-AL Lanal Sabang di perairan laut Aceh, Sabtu (7/4/2018).
Baca: Tanggapi Berbagai Tudingan, Luhut Setuju Presiden Jokowi Jengkel
Kru kapal itu semuanya 30 orang. Sebanyak 10 orang lainnya merupakan warga Australia (2 orang) dan Rusia (8 orang).
"Kami sudah 10 bulan bekerja di kapal itu melalui agen resmi di Indonesia, kontraknya ada yang setahun ada yang dua tahun," kata Santoso, salah seorang ABK kepada wartawan, Sabtu (7/4/2018) kemarin.
Baca: Setelah Bunuh Istri Secara Sadis, Kakek 85 Tahun Ini Mencoba Bunuh Diri
Santoso mengatakan, selama 10 bulan menjadi ABK Kapal STS-50 Sea Breeze Andrey Dolgov STD No 2 itu, mereka memburu ikan di perairan laut Vetnam, Filipina, China, Korea, Jepang, Rusia, China, Monzabik, Singapura, dan Malaysia.
"Selama ini menangkap ikan di wilayah perairan Antartik. Kemarin ikannya dijual ke China, sempat juga dibawa ke Vetnam, tapi tidak bisa. Kami main di perairan saja tidak pernah bersandar," kata dia.
Santoso mengatakan, 20 ABK asal Indonesia yang bekerja di kapal itu digaji dalam mata uang dollar AS. Setelah dua bulan pertama bekerja, gaji mereka langsung ditranfer ke rekening keluarga mereka yang berada di Indonesia.
Sebanyak 20 orang anak buah kapal (ABK) asal Jawa Tengah dan Jawa Barat yang bekerja di kapal asing buronan Interpol diamankan TNI-AL Sabang. Sabtu (7/4/2018). (*)