Yusuf memberi pelajaran apa bagi orang tua yang membesarkan anak-anak dalam dunia yang berbahaya dewasa ini? Orang tua bisa menarik banyak pelajaran dari Yusuf. Ia langsung meninggalkan pekerjaannya dan mengorbankan kenyamanan pribadi demi melindungi keluarganya dari bahaya. Jelaslah, ia memandang keluarganya sebagai tanggung jawab suci dari Yehuwa.
Orang tua dewasa ini membesarkan anak-anak dalam dunia yang berbahaya, yang sarat dengan pengaruh yang mencelakakan, merusak, bahkan menghancurkan kaum muda. Para ayah dan ibu yang tanggap dan segera bertindak seperti Yusuf sungguh patut dikagumi. Mereka berjuang keras untuk melindungi anak-anak mereka!
Yusuf Menyediakan Kebutuhan Keluarganya
Bagaimana sampai Yusuf dan Maria menetap dan membesarkan anak-anak mereka di Nazaret? Kelihatannya mereka tinggal di Mesir hanya sebentar, sebab tidak lama kemudian, malaikat memberi tahu Yusuf bahwa Herodes sudah mati. Yusuf membawa keluarganya pulang ke negeri asal mereka.
Hal ini sesuai dengan nubuat kuno bahwa Yehuwa akan memanggil putra-Nya ”dari Mesir”. (Mat. 2:15) Yusuf turut berperan dalam penggenapannya, tetapi ke mana ia akan membawa keluarganya sekarang?
Yusuf penuh pertimbangan.
Ia berhati-hati terhadap Arkhelaus, penerus Herodes, yang juga kejam dan haus darah. Atas bimbingan ilahi, Yusuf beserta keluarganya pergi ke utara, jauh dari Yerusalem dengan segala intriknya, dan kembali ke kota asalnya, yaitu Nazaret di Galilea. Di sanalah, ia dan Maria membesarkan anak-anak mereka.—Baca Matius 2:19-23.
Inilah Pekerjaan Yusuf
Mereka hidup sederhana, tetapi bukannya tanpa perjuangan. Alkitab menyebut Yusuf sebagai tukang kayu, yang dalam bahasa aslinya mencakup berbagai pekerjaan seperti menebang pohon, mengangkutnya, dan memotong-motongnya agar siap digunakan untuk membuat rumah, perahu, jembatan kecil, gerobak, roda, kuk, dan berbagai alat pertanian. (Mat. 13:55) Ini pekerjaan fisik yang berat. Tukang kayu pada zaman Alkitab sering bekerja di depan atau di samping rumahnya yang sederhana.
Yusuf menggunakan berbagai macam alat; beberapa di antaranya mungkin diwariskan oleh ayahnya. Ia bisa jadi menggunakan siku-siku, unting-unting, tali penanda, kapak pendek, gergaji, beliung, palu besi, palu kayu, pahat, bor berbentuk busur, beberapa macam lem, dan mungkin paku, meskipun harganya mahal.
Baca: Sudah Mau Berkomitmen dengan Pasanganmu? Lihat 6 Tanda Ini Dulu!
Baca: Ngajak Pasangan Travelling? Ikuti TIps Ini Agar Hubungan Kalian Makin Hangat
Baca: 5 Cara Ampuh Agar Kamu Dipercaya Pasanganmu, Nomor 4 Seringkali Sulit Dilakukan
Hal ini yang Dipelajari Yesus dari ayahnya
Bayangkan Yesus yang masih kecil memerhatikan ayah angkatnya bekerja. Dengan penuh perhatian, ia mengamati setiap gerakan ayahnya; ia tentu mengagumi kekuatan bahunya yang bidang dan lengannya yang kekar, keterampilan tangannya, dan kecerdasan yang terpancar dari sorot matanya.
Bisa jadi, Yusuf mulai mengajarkan pekerjaan yang mudah kepada putranya yang masih kecil itu, seperti mengampelas kayu dengan kulit ikan kering. Ia mungkin juga mengajarkan jenis-jenis kayu yang ia gunakan—misalnya, kayu pohon ara-hutan, pohon ek, atau pohon zaitun.