Chris Rotok Bilang Dana Desa Harus Beredar di Desa, Jangan Dibawa Keluar

Penulis: Eugenius Moa
Editor: Kanis Jehola
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Calon Wakil Gubernur NTT, Drs. Christian Rotok (kopiah) melakukan diskusi dengan kelompok warga seusai pertemuan di Aula Hotel Benggoan, Maumere, Pulau Flores, Kamis (15/3/2018).

Laporan wartawan Pos-Kupang.Com, Eginius Mo'a

POS-KUPANG.COM, MAUMERE - Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) berkisar Rp 600 juta-Rp 1,5 miliar di setiap desa harus berdayaguna bagi masyarakat desa. Dana itu harus beredar di desa dan tidak boleh dibawa keluar.

"Kami mulai dari desa, karena masalah terbesar ada di desa. ADD bisa dimanfaatkan secara efisien dan efektif untuk mengatasi persoalan di desa. Karena itu kelembagaannya, kapasitas aparatur pemerintahan di desa akan kami perkuat," kata Chris, saat melakukan tatap muka di Aula Hotel Benggoan, Kota Maumere, Pulau Flores, Kamis (15/3/2018) petang.

Baca: 400 Pohon Flamboyan Hijaukan Jalur 40 Kupang

Menurut Chris, dana desa harus benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di desa. Ia mencontohkan rumah tidak layak huni memberi porsi terbesar angka kemiskinan. Semestinya ADD bisa dmanfaatkan untuk mengatasi sektor perumahan.

Chris yang berpasangan dengan calon Gubernur NTT, Ir. Esthon Foenay, diusung Partai Gerindra dan PAN. Pasangan birokrat ini meniti karier pemerintahan dari tingkat bawah. Chris punya sepak terjang sebagai mantan Bupati Manggarai dua periode dan Esthon mengemban jabatan terakhir Wakil Gubernur NTT.

Baca: Wow! Ternyata Ada 10 Ekor Buaya di Kandang BKSDA NTT

Chris membeberkan pengalamannya bersama Wakil Bupati Manggarai, Dr. Deno Kamelus, S.H, M.H, membangun infrastruktur jalan jembatan, pendidikan, kesehatan dan air bersih selama 10 tahun memimpin Manggarai. Isolasi wilayah diretas memberi banyak efek bagi perkembangan masyarakat.

"Banyak dampak ikutannya jika infrastruktur dibangun. Pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial budaya dan hubungan sosial bertumbuh," kata Chris. (*)

Berita Terkini