Kementerian Ketenagakerjaan Gelar Program Desmigratif di Dua Desa Kantong TKI di TTS

Penulis: Dion Kota
Editor: Ferry Ndoen
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

penyematan pin kepada peserta kegiatan Desmigratif di desa Tubuhue.

Laporan Wartawan Pos Kupang.Com, Dion Kupang

POSKUPANG.COM, SOE - Kementerian Ketenagakerjaan bekerjasama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB), PT. HM Sampoerna dan Bank BNI melaksanakan program Desa Migrasi Produktif (Desmigratif) di Desa Tubuhue dan Desa Bokong kabupaten TTS yang selama ini menjadi kantong pengiriman tenaga kerja ke luar negeri.

Program Desmigratif sendiri bertujuan untuk melatih masyarakat guna memiliki keterampilan yang memadai agar dapat memanfaatkan sumber-sumber yang ada di sekitar untuk pemenuhan kebutuhan hidup.

Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Roostiawati dalam sambutannya ketika membuka kegiatan Desmigratif di Desa Tubuhue, Kecamatan Amanuban Barat, Kamis (1/3/2018) mengatakan, alasan masyarakat memilih mencari pekerjaan di luar daerah bahkan luar negeri adalah karena ketiadaan pekerjaan di daerah sendiri.

Hal ini tak lepas dari ketiadaan keterampilan yang dimiliki masyarakat dalam memanfaatkan potensi yang ada di daerah.

Baca: Ibu Adelina Minta Polisi Usut Tuntas Kasus Anaknya

Oleh sebab itu, dengan program Desmigratif masyarakat di desa akan dilatih dan didampingi agar memilih keterampilan guna mengolah potensi yang ada di desa. Diharapkan program ini bisa mencetak wirausahawan di desa-desa yang selama ini menjadi kantong TKI.

" Melalui program ini kita ingin memberdayakan masyarakat di desa, khususnya yang purna TKI dan keluarga TKI agar memiliki keterampilan dalam memaksimalkan potensi yang ada di desa. Namun jika memang ada warga yang ingin bekerja di luar negeri, melalui program Desmigratif kita siapkan warga agar memiliki keterampilan untuk bekerja di luar negeri. Selain itu, melalui program ini kita arahkan warga untuk menjadi tenaga kerja prosedural," ungkapnya.

Melalui program desmigratif, masyarakat juga diberikan pemahaman terkait cara menjadi tenaga kerja yang prosedural, sekaligus saling mengawasi di dalam keluarga dan juga lingkungan sekitar agar tidak menjadi korban trafficking.

Selain itu, peserta pelatihan yang berjumlah 40 orang juga dibekali tentang langkah-langkah yang dilakukan untuk menegah kasus trafficking.

" Kita berharap melalui program ini bisa memberikan pengetahuan bagi masyarakat agar tidak menjadi tenaga kerja non prosedural. Kita juga mengajak masyarakat untuk menjaga satu sama lain, sehingga jika ada tetangga yang terindikasi menjadi korban trafficking, warga bisa segera melaporkannya kepada pemerintah setempat," ujar Roostiawati,".

Baca: Soal TKI DPRD NTT Minta Perlu Ada Penyadaran Bagi Masyarakat

Sisilia selaku Head of HR and Labor Relations PT HM Sampoerna Tbk pada kesempatan itu mengatakan, kerja sama yang terbangun untuk melaksanakan program Desmigratif kiranya bermanfaat untuk masyarakat umum, sehingga ke depan tercipta masyarakat yang handal secara ekonomi dan juga secara pengetahuan. Jika hal itu terjadi, maka persoalan-persoalan trafficking dan juga persoalan sosial lainnya tentu tidak lagi terjadi.

"Kami berharap program desmigratif ini dapat bermanfaat untuk masyarakat setempat" harap Sisilia.

Pantauan pos kupang, rombongan Bupati Mella dan kementerian Ketenagakerjaan diterima secara adat dengan natoni. Usai natoni, rombongan dikalungi dengan selendang adat TTS sebagai ucapan selamat datang. Kegiatan Desmigratif di desa Tubuhue di ikuti oleh 40 peserta, dengan rincian 23 peserta purna TKI dan 17 peserta merupakan anggota keluarga TKI. Usai pembukaan, kegiatan pelatiha program Desmigratif akan dilaksanakan pada tanggal 6 dan 7 Maret mendatang. (*)

Berita Terkini