Laporan Wartawan Pos-Kupang.com, Oby Lewanmeru
POS KUPANG.COM | KUPANG - DPRD Provinsi NTT dalam waktu dekat akan menggelar rapat dengar pendapat (RDP) dengan Kapolda NTT, Irjen Pol. Raja Erizman.
Pertemuan ini bertujuan membahas berbagai persoalan kriminalitas, termasuk aksi begal, di wilayah NTT, terutama di Kota Kupang.
Hal ini disampaikan Ketua Komisi I DPRD NTT, Drs. Kasintus Proklamasi Ebu Tho saat ditemui di ruang rapat Komisi I DPRD NTT, Rabu (24/1/2018).
Baca: Anaknya Tewas Lakalantas Malam Natal 2017, Ferdi Ungkap Hal-Hal Seperti Ini
Ebu Tho dimintai tanggapan soal maraknya kasus kriminalitas akhir-akhir ini.
Menurut Ebu Tho, gejala-gejala kekerasan dan tindakan kriminal lainnya sudah dianggap sangat luar biasa, bahkan telah membuat masyarakat tidak nyaman.
"Karena itu, kami rencana untuk undang pertemuan dengar pendapat dengan Kapolda NTT sekaligus membahas pengamanan jelang pilkada serentak. Momen itu juga kita gunakan sebagai perkenalan dengan Kapolda baru," kata Ebu Tho.
Baca: Tiga Begal Sudah Beraksi 20 Kali di Bukit Cinta Penfui
Dia menjelaskan, kasus-kasus seperti begal, jambret bahkan sampai pada perbuatan asusila, sudah banyak dikeluhkan masyarakat.
Karena itu, sebagai mitra Polda NTT, pihaknya akan membahas semua persoalan tersebut.
"Saya kira ini kejadian luar biasa, karena kita ikuti pemberitaan di media bahwa sudah luar biasa. Karena itu, jangan dianggap sepele. Kami desak aparat keamanan mulai dari Polda dan jajaran sampai di Polres dan Pospol untuk proaktif dalam upaya pencegahan," katanya.
Dikatakan, perlu ada pemetaan titik rawan secara baik, kemudian ditindaklanjuti dengan penempatan anggota untuk jaga dan membangun pos polisi.
"Jika tidak pun harus ada patroli rutin oleh petugas kepolisian. Kita minta pemerintah mulai dari provinsi sampai kecamatan dan desa/kelurahan supaya aktifkan lagi pos sistem keamanan lingkungan," katanya.
Baca: Direktris RSUD SK Lerik Akan Diperiksa Terkait Kasus Limbah Medis
Dia mempertanyakan seberapa jauh tingkat kepekaan aparat terhadap kenyamanan masyarakat dengan berbagai tindakan kejahatan.
"Kita sayangkan jika kejadiannya sudah berulang-ulang, tapi terkesan lamban penanganannya. Seberapa jauh, patroli atau kegiatan pengamanan masyarakat oleh polisi. Saya duga polisi anggap normal, pada di masyarakat sudah sangat meresahkan," katanya.
Ebu Tho juga mengakui, saat ini anak sekolah maupun mahasiswa turut merasakan bahwa kenyamanan agak terganggu dengan munculnya kasus jambret, begal dan kekerasan lainnya. (*)