Anaknya Tewas Lakalantas Malam Natal 2017, Ferdi Ungkap Hal-Hal Seperti Ini

Ini pengakuan orangtua korban laka lantas malam Natal di Kabupaten Belu. Mereka melihat ada kejanggalan seperti ini

Penulis: Fredrikus Royanto Bau | Editor: Marsel Ali
Pos Kupang/Edy Bau
Ferdinandus Ati Lelo (kiri) dan isterinya Rosina Bui, orangtua dari korban lakalantas saat berada di rumah kerabatnya di Atambua, Rabu (24/1/2018) 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Edy Bau

POS KUPANG.COM | ATAMBUA - Hari raya Natal 2017 memiliki kesan tersendiri bagi keluarga Ferdinandus Ati Lelo dan Rosina Bui di Kampung Boe, Desa Bauho, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu.

Betapa tidak, di kala keluarga kristiani lainnya menyiapkan diri untuk menyambut kelahiran Yesus Kristus, keluarga ini justru dirundung duka.

Salah satu anak mereka, Yokobus Freri Ati (17) tewas setelah terlibat kecelakaan lalulintas di dekat rumahnya tepat di malam natal, Minggu (24/1/2017) sekitar pukul 18.30 wita.

Yokobus mengalami kecelakaan saat bersama temannya hendak menuju Gereja Wedomu, Kecamatan Tasifeto Timur (Tastim) untuk mengikuti perayaan misa malam natal.

Sepeda motor yang ditumpanginya bertabrakan dengan sepeda motor lain yang melaju dari arah berlawanan.

Meski secara kasat mata telah terjadi lakalantas yang telah menyebabkan Yokobus tewas, orangtuanya masih belum menerima kenyataan tersebut.

Hal ini disebabkan ditemukannya sejumlah kejanggalan dari lakalantas yang akhirnya menewaskan buah hati mereka.

Kepada Pos Kupang di Atambua, Rabu (24/1/2018) kedua orangtua korban yakni Ferdinandus Ati Lelo dan Rosina Bui mengatakan keyakinan mereka bahwa kematian tidak akan menimpa anaknya seandainya saat itu tidak ada ledakan petasan yang mengenai sepeda motor yang ditumpangi anaknya.

"Jadi waktu itu anak kami (korban, red) menumpang motor yang dikendarai temannya, Gregorius Erfan Atok. Mereka mau ke gereja ikut misa malam natal. Sampai di depan kios, ada yang melempar petasan di jalan dan mengenai mereka sehingga terjadilah tabrakan tersebut," kata Ferdinandus.

Menurut Ferdinandus, informasi yang menyebutkan bahwa tabrakan tersebut akibat letusan petasan diketahui setelah korban tabrakan lainnya memberikan keterangan kepada polisi.

Karena itu, lanjutnya, harus ada yang bertanggungjawab atas lakalantas tersebut.

"Setelah kejadian, kami bawa korban ke Puskesmas Wedomu. Sampai di Wedomu, ada anggota polisi dua orang dan mendapat laporan lakalantas dari penumpang sepeda motor yang dari Lamaknen. Dia lapor bahwa ada kecelakaan dan mengatakan bahwa tabrakan ini terjadi karena karena mereka berusaha menghindari petasan," ungkap Ferdinandus.

Kejanggalan lainnya, ungkap Ferdinandus, sesaat setelah terjadi tabrakan persis di depan sebuah kios dekat rumah mereka, terdengar ada teriakan bahwa ada lakalantas menimpa anaknya dan temannya.

Namun yang membuatnya heran, saat mereka tiba, anaknya telah berada di kolong sepeda motor yang ditumpanginya dengan posisi besi penyanggah (standar) motor persis di dada korban.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved