Laporan Wartawan Pos-Kupang.com, Edy Hayon
POS-KUPANG.COM, BAUMATA - Terminal penumpang di Desa Baumata, Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang selama setahun belakangan dibiarkan mubazir.
Tidak ada angkutan pedesaan yang menyinggahi terminal ini untuk mengangkut penumpang.
Warga di Kecamatan Taebenu saat ini mengalami kesulitan transportasi karena harus menunggu kendaraan di lokasi kolam Baumata dan harus mengeluarkan biaya ojek hingga Rp 20.000 barulah bisa menumpang mobil angkutan desa.
Beberapa warga yang minta namanya tidak dipublikasikan ketika ditemui di kawasan terminal Baumata, Rabu (1/11/2017), menuturkan, terminal Baumata ini dibangun sekitar tahun 2014-2015.
Pada awal pemakaian terminal ini, kendaraan yang masuk cukup ramai dan para penumpang baik yang hendak ke pasar menjual hasil pertanian dan perkebunan, juga para anak sekolah, cukup ramai.
Namun, kata warga, dalam satu tahun terakhir, terminal ini menjadi sepi. Alasan kendaraan mikrolet tidak masuk ke terminal juga sampai sekarang tidak ada kejelasan.
"Kalau awal-awal terminal baru diresmikan, penumpang begitu banyak dan mikrolet masuk setiap hari. Penumpang tidak pernah sepi. Anak sekolah yang ke Kota Kupang juga tidak kesulitan karena tunggu di terminal saja. Tapi sekarang ini terminal Baumata itu sudah sepi. Tidak ada satupun kendaraan yang masuk. Kalau ada pun hanya satu dua pikap saja untuk muat hasil," kata warga.
Menurut warga, ada satu petugas yang setiap hari datang memantau lokasi kemudian pulang. Proses penagihan karcis kendaraan juga tidak dilakukan di terminal lagi, tetapi di kawasan kolam Baumata.
Selama ini warga yang hendak menjual hasil ke pasar di Kota Kupang harus menumpang kendaraan roda dua (jasa ojek) barulah menumpang mikrolet di kawasan kolam Baumata. Begitu pula para siswa yang hendak ke sekolah harus menumpang ojek ataupun berjalan kaki.
"Kalau bangun terminal lalu mubazir untuk apa. Fasilitas yang ada untuk membantu masyarakat tapi sudah dibangun kendaraan tidak masuk. Kami harapkan pak bupati atau kadis perhubungan untuk tertibkan para sopir supaya bisa fungsikan kembali trayek menuju terminal Baumata itu. Kasihan kami masyarakat mau jual hasil tidak bisa dan harus jalan kaki puluhan kilometer dulu baru dapat kendaraan mikrolet," tambah warga.
Disaksikan Pos Kupang, kawasan terminal Baumata ini sepi dari aktivitas kendaraan keluar masuk seperti halnya fungsi terminal. Terlihat bendera merah putih dipasang di depan pos terminal. Pintu kantor kawasan terminal ini terkunci rapat. (*)