Pada suatu hari, hal yang terjadi pada anak berusia 10 tahun itu menimpa Ekhlas
Seorang pria berbadan besar datang dan memilihnya dari 150 tawanan yang berada di tempat itu.
Ekhlas pun masih ingat betul bagaimana pertama kali ia dipaksa untuk berhubungan intim dengan pria itu.
"Laki-laki ini berambut panjang ... ia seperti binatang,"
"Badannya bau, saya sangat takut, saya tak kuasa melihat wajahnya," kata Ekhlas menggambarkan detik-detik mengerikan tersebut.
Dikutip Grid.id dari BBC, Ekhlas menceritakan pengalaman buruknya dengan lancar.
Tapi masih terlihat dengan jelas bagaimana wajahnya memperlihatkan ekspresi muak, setiap kali menyinggung laki-laki yang mengambilnya dari penjara.
"Selama enam bulan ia memperkosa saya. Setiap hari. Saya coba untuk bunuh diri," kata Ekhlas.
"Anda mungkin mengira saya tegar seperti batu cadas. Tapi saya sangat rapuh, jiwa saya terluka selamanya, rasanya seperti mengalami 100 kematian," kata Ekhlas.
Trauma Berat
Gadis Yazidi lain, yang berusia 13 tahun, mengalami nasib serupa.
Ia bahkan mengalami trauma berat, sehingga ia tak bisa bicara sampai sekarang.
Semua komunikasi dengan tim terapi di Jerman dilakukan dengan menggunakan gambar.
Tim terapi mengatakan, perlu waktu bertahun-tahun agar gadis itu bisa sembuh.
Salah satu anggota tim yang menangani gadis-gadis Yazidi adalah pengacara dan pegiat Amerika Serikat, Jacqueline Isaac.