POS-KUPANG.COM, KUPANG - Keluhan warga pemilik sawah di Daerah Irigasi (DI) Wae Dingin di Kecamatan Rana Mese, Kabupaten Manggarai Timur (Matim), mengenai kekurangan air tak pernah habis-habisnya. Hampir setiap saat warga pemilik sawah terutama di bagian hilir mengeluh karena tidak mendapatkan air. Lalu mengapa masalah itu selalu terjadi?
"Dalam hitungan teknis, debit air satu liter/detik itu mampu mengairi lahan seluas satu hektar. Nah di DI Wae Dingin yang airnya bersumber dari tiga bendung, yakni Bendung Wae Dingin 1,7 meter kubik/detik, Bendung Wae Dangi 1,2 meter kubik/detik dan Bendung Wae Tegel 0,7 meter kubik/detik atau total debit dalam musim kering sebesar 3,6 meter kubik/detik sebenarnya lebih dari cukup untuk mengairi lahan seluas 2.516 hektar," kata Kasatker PJPA NTT Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II , Ir. Yayat Sumaryat, MT di Kupang, Jumat (16/6/2017).
Dikatakannya, seringnya warga di hilir tidak mendapatkan air karena warga mengambil air dengan memasang pipa di tengah saluran irigasi. Apalagi pipa yang dipasang ukuran besar. Ada yang sampai empat dim.
"Ada banyak pipa yang dipasang di tengah saluran sehingga air banyak yang tersedot melalui pipa di tengah saluran. Apalagi pipa yang dipasang ukuran besar. Banyak air yang disedot melalui pipa itu terbuang percuma ke kali. Akibatnya, warga yang berada di hilir tidak kebagian air," katanya.
Yayat mengimbau semua pihak di DI Wae Dingin untuk menggunakan air yang ada seefisien mungkin. Pakailah air secara baik dan benar. "Yang di hulu jangan monopoli air sehingga yang di hilir kebagian air. Tidak bole pasang pipa di tengah saluran untuk mengambil airm" katanya. (kas)