POS-KUPANG.COM, KUPANG -- Terdakwa kasus penganiayaan terhadap Ismail Paty Sanga, yaitu Brigadir Polisi (Brigpol) Rudy Soik, mengaku menendang kaki dan memukul bagian punggung belakang Ismail, tidak menendang di bagian dada Ismail, sebagaimana laporan korban kepada penyidik.
Rudy menyampaikan hal ini dalam sidang lanjutan kasus penganiayaan terhadap Ismail Paty Sanga, di Pengadilan Negeri (PN) Klas 1A Kupang, Kamis (22/1/2015). Rudy mengatakan, ia sebagai penyelidik kepolisian mencari Ismail Paty Sanga karena sulit menemukan Toni Seran alias Toser yang masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) Polda NTT dalam kasus dugaan human trafficking (perdagangan manusia).
Dalam keterangannya, Rudy mengaku menendang kaki Ismail Paty Sanga saat berada di rumah Ismail di kompels belakang Gereja Kota Baru, kawasan Walikota Kupang dan menendang kaki Ismail ketika berada di sekitar Bimoku dalam perjalanan mencari Toni Seran alias Toser, di wilayah Lasiana, 29 Oktober 2014 malam.
Ketika mengembangkan penyidikan kasus dugaan human trafficking dengan tersangka Tedy Moa, jelas Rudy, penyidik Satgas Trafficking Polda NTT menemukan nama Toni Seran sebagai pelaku pembuat dokumen palsu. Selanjutnya, kata Rudy, hasil gelar perkara kasus human trafficking itu, dibuatlah surat perintah penangkapan terhadap Toni Seran, tetapi keberadaan Toni Seran sulit dilacak.
Diperoleh informasi, demikian Rudy, bahwa Toni Seran beralamat di seputaran Walikota Kupang, di dekat rumah Ismail Paty Sanga. Tim penyidik Polda NTT, dipimpin Brigpol Rudy Soik, mendatangi kediaman Toni Seran, dan didapati jawaban dari orangtua Toni Seran, bahwa Toni Seran biasanya pulang malam.
Pihaknya, lanjut Rudy, juga mendapat informasi dari seorang informan, Toni Seran selalu bersama Ismail, ketika membuat dokumen palsu. Karena itu, tanggal 29 Oktober 2014, Rudy bersama anggotanya mendatangi rumah Ismail di belakang Gereja Kota Baru untuk mencari Toni Seran, dengan harapan mendapat informasi dari Ismail.
Saat mendatangi rumah Ismail, menggunakan mobil, Rudy membawa surat perintah penahanan terhadap Toni Seran. Setiba di rumah Ismail, dua anggota polisi terlebih dahulu turun dari mobil dan mengepung pintu belakang dan pintu samping rumah Ismail. Baru kemudian Rudy bersama seorang anggotanya, mengetuk pintu rumah.
Kepada Ismail, kata Rudy, ia memberitahukan bahwa mereka mencari Toni Seran, lalu menunjuk surat perintah penangkapan terhadap Toni Seran. Awalnya, Ismail sempat mengaku tidak mengenal Toni Seran.
Saat menerima kedatangan Rudy dan timnya itu, Ismail duduk dengan mengangkat kakinya, sehingga ditegur Rudy dengan cara membentak dan menendang kakinya agar duduk dengan sopan ketika menerima kedatangan penyidik kepolisian.
Setelah membaca surat perintah penangkapan Toni Seran, jelas Rudy, Ismail mengatakan bahwa Toni Seran tidak ada di rumahnya. Ismail juga mengatakan kepada Rudy bahwa kemungkinan Toni Seran tidur di rumah temannya. Dari hand-phone (HP) milik Ismail juga didapati nama Morgan sehingga mereka bersama Ismail mencari Toni Seran ke rumah Morgan di Lasiana. Tetapi tidak ditemukan Toni Seran di rumah Morgan.
Dalam perjalanan mencari Toni Seran ke Lasiana ini, kata Rudy, melalui kaca spion mobil ia melihat Ismail seperti sedang gelisah. Ia kemudian menyuruh mobil berhenti di sekitar Bimoku lalu menyuruh Ismail turun dari mobil dengan maksud ingin menginterogasi Ismail. Karena Rudy curiga ada sesuatu di badan Ismail. Rudy tidak menginterogasi langsung di dalam mobil, tetapi harus turun dari mobil supaya suasananya lebih santai.
Setelah Ismail turun dari mobil dan Rudy pun turun dari mobil lalu memukul bahu kanan bagian belakang Ismail menggunakan tangan kananya, dan menolak badan Ismail untuk menghadap ke arah badan mobil. Saat itu, Ismail sempat berontak, tapi Rudy langsung mamasukkan tangannya ke saku jaket Ismail untuk memeriksa apa yang ada di saku jaket itu.
Karena Rudy curiga Ismail membawa barang tajam berupa pisau atau yang lainnya. Namun yang didapati adalah HP di saku jaket tersebut. Di dalam HP itu, kata Rudy, ada nomor ponsel Toni Seran alias Toser seperti nomor ponsel Toni Seran yang pernah ia kirim sebagai laporan ke Mabes Polri.
Sesaat kemudian, lanjut Rudy, Ismail menjerit dan tiba-tiba duduk menjongkok sehingga Rudy menyuruhnya duduk. Rudy pun ikut duduk jongkok berhadapan dengan Ismail dan bertanya apakah Ismail pernah berhubungan dengan Toni Seran.
Rudy menjelaskan, setelah itu Ismail terlihat mau berdiri tetapi ia langsung menendang kaki kiri dan kaki kanan Ismail. Sebab, Rudy melihat gelagat Ismail hendak lari atau melakukan upaya perlawanan terhadapnya.