KUPANG, PK –– Harga bahan bangunan lokal berupa pasir yang dijual para pengusaha di Kota Kupang dengan harga bervariasi. Perbedaan harga pasir kali/sungai itu terjadi karena ditentukan secara bebas oleh pengusaha penjual bahan galian C berdasarkan jenis pasir, jarak angkut dari lokasi penambangan ke Kota Kupang.
Salah satu pengusaha penampung pasir di Kota Kupang, Alfred Nitbani, yang ditemui Pos Kupang di gudang penampungan pasir miliknya di Sikumana, Sabtu (29/4/2011), membenarkan hal itu. Nitbani menjual dua jenis pasir, yakni pasir Takari yang diambil dari Sungai Noelmina, dan Pasir Sumlili yang ditambang dari Lali Sumlili/Camplong.
“Dua jenis pasir ini kami jual dengan sistem yang sama dalam ukuran ret. Satu ret dalam ukuran bak dum truk. Untuk Pasir Sumlili dijual dengan harga Rp 400.000 - Rp 450.000/ret, sedangkan jenis pasir Takari dijual lebih mahal Rp 450.000 - Rp 500.000/ret,” jelas Nitbani.
Menurut Nitbani, harga jual pasir bervariasi tergantung tingkat kehalusan pasir, kebersihan pasir dari lumpur, dan jarak lokasi tambang yang berbeda. Untuk Pasir Sumlili, dijual lebih murah karena selain kasar dan kurang bersih dari lumpur, juga jarak angkut pasir tersebut relatif lebih dekat dibandingkan dengan jarak angkut Pasir Takari ke Kupang.
Dikatakannya, pengambilan Pasir Takari ke Kupang membutuhkan jarak mencapai 70-an kilometer, sehingga dalam sehari hanya satu ret pasir yang diangkut truk pengangkut. Sedangkan untuk Pasir Sumlili, dalam sehari sebuah truk dapat mengangkutnya dua kali ke Kupang.
Disinggung tentang permintaan pasir di Kupang, Nitbani mengatakan, permintaan kedua jenis pasir itu relatif sama. Pasir Sumlili digunakan untuk pasangan fondasi dan menaikkan pasangan batu batako, sedangkan Pasir Takari memiliki tingkat kehalusan dan kebersihan yang tinggi digunakan untuk plesteran dinding tembok bangunan.
Pengawas lapangan CV Sunlight, Esty Bire, yang ditemui di lokasi gudang penyimpanan pasir mengatakan, harga jual pasir di Kota Kupang disesuaikan dengan biaya yang dikeluarkan, yakni bensin Rp 150.000/ret, harga beli pasir yang dikumpul para penambang Rp 50.000/ret, biaya retribusi galian C Rp 20.000/ret, dan ongkos pengangkutan pasir ke dalam bak truk Rp 20.000/ret.
Dengan ongkos pengeluaran tersebut, kata Bire, maka pengeluaran mencapai Rp 250.000/ret. Dan untuk setiap ret pasir, sopir maupun kondektur truk mendapatkan uang tambahan Rp 10.000 - Rp 25.000 di luar gaji pokok yang diterima setiap bulan.
Dia menambahkan, pasir baru akan diangkut kalau stok pasir tidak ada di lokasi gudang, serta saat ada waktu luang di mana tidak ada permintaan angkutan untuk pasir maupun batu batako.(jj)