Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 24 Agustus 2025 "Berjuang Melalui Pintu yang Sempit"

Secara tiba-tiba dan tidak terduga, pertandingan itu terhenti, karena terjadi keributan diantara

|
Editor: Eflin Rote
dok-pribadi
Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. John Lewar SVD 

Renungan Harian Katolik Suara Pagi
Bersama Pastor John Lewar, SVD
Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz
STM Nenuk Atambua Timor – NTT 
Minggu, 24 Agustus 2025 
Hari Minggu Biasa XXI 
Yes. 66:18-21; Mzm. 117:1,2 Ibr. 12:5-7,11-13; Luk. 13:22-30 
Warna Liturgi Hijau

"Berjuang Melalui Pintu yang Sempit” 

Saya mengajak anda sekalian untuk hadir dalam sebuah pertandingan sepak bola. Sekarang anda berada di stadiun.

Secara tiba-tiba dan tidak terduga, pertandingan itu terhenti, karena terjadi keributan diantara para pendukung.

Hadir dalam pertandingan tersebut sekitar 10ribu penonton.

Para penonton pasti berdesak-desakan berjuang untuk keluar dari stadion tersebut melalui pintu yang sempit.

Adalah mustahil mengeluarkan orang sebanyak itu dalam waktu singkat.

Maka orang akan berjuang dengan sekuat tenaga untuk melewati pintu yang sempit itu agar dapat menyelamatkan diri bila terjadi kerusuhan. 

Kita pasti akan berjuang dengan sekuat tenaga agar bisa sesegera mungkin keluar melalui pintu yang sempit tersebut agar bisa selamat.

Bacaan injil hari ini berkisah tentang perjalanan Yesus ke Yerusalem.

Yesus berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa sambil mengajar.

Ketika sedang mengajar, ada seorang pendengar bertanya kepada Yesus,”Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamaatkan?”

Yesus bukan memberi jawaban ya atau tidak, atau menjawab secara langsung pertanyaan tersebut, tetapi menasihati dengan mengatakan:

”Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sempit itu!” (Luk. 13:24).

Berjuang melalui pintu yang sempit dalam stadion tersebut akan menyelamatkan tubuh jasmani kita, tetapi Tuhan menghendaki bukan tubuh jasmani saja yang selamat, namun tubuh rohani kita jauh lebih penting yang harus diselamatkan.

Keselamatan jiwa adalah rahmat dari Tuhan, sebuah pemberian cuma-cuma dari Tuhan, tidak dapat dibeli dengan uang. 

Untuk mendapatkan rahmat keselamatan dari Tuhan, dibutuhkan kerjasama dan perjuangan dari pihak manusia yang hendak menerima rahmat tersebut.

Manusia bukan sekedar bersikap pasif atau pasrah pada rencana Tuhan saja.

Atau duduk berpangku dagu dan terima saja dari Tuhan.

Rahmat keselamatan yang kita terima oleh iman, harus diperjuangkan, dibuktikan dengan perbuatan baik.

Rahmat keselamatan tidak dapat diperoleh dengan “hanya beriman saja” atau “Sola Fide”, hanya dengan mengucap aku percaya bahwa Yesus Kristus adalah sang juru selamat maka hidup kita akan selamat, tentu saja tidak bisa demikian (baca: Yak. 2:17).

Yesus menegaskan bahwa kita harus berjuang! Setiap orang yang menginginkan keselamatan dituntut untuk berjuang agar menerima anugerah keselamatan.

Yesus menggambarkan bahwa perjuangan menuju keselamatan, ibarat usaha seorang untuk memasuki pintu yang sempit yang tidak mudah untuk dilalui orang.

Melewati jalan yang sempit tak jarang harus saling berebut, saling dorong dan saling sikut.

Tentu saja yang terjadi bukan hal mudah dan bahagia melainkan kesengsaraan dan penderitaan.

Sehingga dibutuhkan pengorbanan dan semangat juang yang besar untuk melewatinya.

Di balik itu, kita akan memperoleh keselamatan yang sesungguhnya datang dari Allah sendiri.

Mari saudara kita berjuang melalui pintu yang sempit, artinya kita harus bekerja keras dalam iman dan perbuatan, memikul salib yang membawa pada keselamatan, siap menderita bersama Kristus, siap menjadi saksi Kristus.

Yesus sering mengajarkan bahwa iman harus disertai dengan perbuatan (kerja keras), yang membuat orang dapat bertahan menghadapi berbagai ujian hidup di mana Tuhan izinkan hadir dalam hidup kita.

Maka kita harus tetap tegar, pantang menyerah jauhkan rasa putus asa melainkan semakin kuat dalam iman dan perbuatan(Ibrani 12: 5-7). Orang yang berjuang akan menghasilkan buah kemenangan dalam kebenaran yang akan memberi kita damai sejahtera (Yesaya 66: 18-21).

Dan bila kita berhasil melalui ujian hidup tersebut, maka kesaksian hidup kita dapat pula membangun iman orang-orang yang mendengarkan kesaksian kita. 

Ingatlah pepatah klasik ini: “Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian, bersakitsakit dahulu, bersenang-senang kemudian.”

Doa: Ya Allah Bapa Yang mahakuasa dan kekal. Semua orang hendak

Kau himpun menjadi satu umat dengan SabdaMu yang penuh harapan.  

Kami mohon, tunjukkanlah kami jalannya pada diri Yesus Puteramu, pewarta keselamatan bagi seluruh umat manusia. Demi Kristus Tuhan kami...Amin.

Sahabatku yang terkasih. Selamat Hari Minggu.

Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh Kudus...Amin. (Pastor John Lewar SVD) 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved