Wisata NTT

Wisata NTT,  Ini 3 Fakta Tentang Tradisi Berburu Paus di Lembata 

Menyaksikan aksi nelayan Lamalera beburu ikan paus memberi  kesan tersdiri saat liburan ke Lembata

Penulis: Alfred Dama | Editor: Alfred Dama
(DOK INDONESIA.TRAVEL)
Desa Lamalera, masuk dalam agenda petualangan karena di sinilah atraksi berburu paus secara tradisional masih tetap dipertahankan. 

POS KUPANG.COM -- Menyaksikan aksi nelayan Lamalera beburu ikan paus memberi  kesan tersdiri saat liburan ke Lembata .

Pemandanan para pria pemberani yang menaklukan raksasa laut  merupakan pengalaman yang luar biasa .

Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) selain punya keindahan alam yang unik, juga punya tradisi yang tak kalah unik dan mendunia, ialah berburu paus. 

"Perburuan paus ini sangat diperhitungkan waktunya, tidak semua paus di buru dan hanya menggunakan alat tradisional, tombak," ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lembata, Apolonaris Mayan dalam acara launching Festival 3 Gunung, di Kementrian Pariwisata beberaoa waktu lalu.

Ia menceritakan pada KompasTravel betapa uniknya tradisi ini, dan sangat layak dijadikan atraksi wisata yang unik. 

Baca juga: Wisata NTT,  Dari Bukit Tenau , Bisa Menikmati Pesona Keindahan Pemandangan Alam Khas Sumba

Wisatawan mancanegara mengenalnya dengan nama Lamalera Whale Catching Adventure. Atraksi wisata ini telah turun temurun dilakukan di Lembata

1. Waktu berburu 
Setiap tahunnya rombongan paus bermigrasi dari belahan bumi utara ke bumi selatan. Salah satu rute yang dilewati ialah perairan Lembata, yaitu pada Mei-Oktober. 

Pendidikan Karakter Dukung Generasi Muda Hidup dalam Keberagaman Artikel Kompas.id Di rentang bulan itu, menurut Mayan masyarakat mulai melakukan ritual-ritual kebudayaan untuk membaca pertanda alam, kapan datangnya rombongan paus. 

Diawali seremonial pada 29 April-1 Mei sebagai pembuka prosesi. Mereka mulai ritual adat di batu paus, mereka meyakini akan dapat kemurahan (rezeki)," terangnya. 

"Perburuan tidak dilakukan setiap hari. Ketika mereka lihat semburan paus mereka akan berburu," tuturnya. 

Masyarakat adat sana berburu menggunakan perahu tradisional. Dalam satu perahu, berisikan belasan hingga dua puluhan orang, yang bersiap menggengam tombak. 

Baca juga: Wisata NTT, Indahnya Pantai Kapal Pecah Kanatang di Sumba Timur, Pesona Batu Karang dan Pasir Putih

Begitu paus mendekat, mereka akan menentukan target paus yang bisa diburu dan tidak. Kemudian beberapa dari mereka langsung lompat dan menancapkan tombaknya. 

2. Tidak semua paus diburu 
Dalam satu rombongan paus yang bermigrasi, ada beberapa jenis yang tidak boleh diburu. 

Pertama ialah paus biru, karena jenis ini disakralkan oleh masyarakat. Mayan mengatakan paus biru punya kedekatan terhadap masyarakat Lembata. Mereka percaya ada larangan untuk memburu jenis paus tersebut. 

"Penangkapan ikan itu kan pemberian. Terhadap paus biru itu enggak boleh diburu. Secara kebatinan mereka dekat," terang Apolonaris Mayan. 

Selain paus biru, paus yang sedang hamil untuk jenis apapun, tidak diperbolehkan diburu baik secara adat, ataupun peraturan lingkungan hidup. 

"Paus yang lagi hamil enggak diburu, mereka udah tahu, bisa membedakan," ujar Mayan. Baca juga: Curhat Pengguna Soal Servis Wuling Binguo EV 

3. Hasil tangkapan menjadi syukuran masyarakat 

"Pada dasarnya di wilayah itu dari aspek pertanian enggak bisa (diandalkan). Mereka berharap satu-satunya pada laut. 

Ikan paus yang mereka buru merupakan pemberian dari tuhan bagi manusial," jelas Mayan. Oleh karena itu, sesampainya paus di daratan, mereka membagi-bagikan dagingnya kepada semua yang berada di kapal, sesuai beratnya pekerjaan. 

"Lepas dari itu mereka bagi ke untuk janda-janda dan yatim piatu. Nanti akan dibarterkan ke pasar-pasar barter, untuk jadi kebutuhan pokok," jelas Mayan. Sepintas mirip dengan tradisi berkurban umat muslim di Idul Adha. 

Baca juga: Wisata NTT, Pink Beach yang Mempesona di Pulau Komodo, Pantai Terindah di Dunia 2025 

Meski migrasi paus melewati banyak perairan di Indonesia, termasuk Sabang yang juga terkenal. 

Namun, atraksi berburu paus hanya ada di Lembata, NTT, menurut Mayan. Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. *

Baca berita lain di Pos Kupang.com KLIK >>> GOOGLE.NEWS

Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved