Rote Ndao Terkini
Mimpi yang Nyata, Kini Clarisa Bawa Baki Sang Saka di Hari Kemerdekaan RI ke-80
Di antara langit biru dan kibaran bendera Merah Putih yang anggun di Halaman Kantor Bupati Rote Ndao, seorang gadis remaja berdiri tegap.
Penulis: Mario Giovani Teti | Editor: Apolonia Matilde
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Mario Giovani Teti
POS-KUPANG.COM, BA'A - Di antara langit biru dan kibaran bendera Merah Putih yang anggun di Halaman Kantor Bupati Rote Ndao, seorang gadis remaja berdiri tegap.
Matanya tajam menatap ke depan, tangannya menggenggam baki yang membawa Sang Saka Merah Putih.
Dialah Clarisa Aurel H Ndun, siswi kelas XI SMA Negeri 1 Lobalain, yang hari ini menjadi pembawa baki bendera pusaka dalam upacara peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia, Minggu, 17 Agustus 2025.
Bagi Clarisa, hari ini bukan sekadar seremoni. Ini adalah mimpi yang dulu hanya bisa ia lihat dari kejauhan, sebuah mimpi yang kini menjadi nyata.
"Saya sangat bangga. Dulu saya hanya bisa menonton petugas pengibar bendera di televisi atau upacara. Tidak pernah menyangka bahwa suatu saat saya sendiri akan menjadi bagian dari mereka, bahkan sebagai pembawa baki," ujarnya, suaranya sedikit bergetar menahan haru saat diwawancarai di Kantor Bupati Rote Ndao.
Perjalanan Clarisa menuju titik ini bukanlah hal yang mudah. Dorongan untuk mengikuti Paskibraka datang dari kakak-kakaknya dan restu penuh cinta dari kedua orang tuanya, namun dalam hatinya, sempat tumbuh keraguan.
"Saya sempat merasa fisik saya tidak akan cukup kuat. Tapi bapak dan mama bilang coba dulu, jangan menyerah. Mereka percaya saya bisa. Dari situ saya mulai berani mencoba," ungkap Clarisa.
Bersama 29 remaja lainnya dari berbagai sekolah di Kabupaten Rote Ndao, Clarisa menjalani pelatihan intensif yang membentuk bukan hanya kekuatan fisik, tetapi juga mental, disiplin dan rasa cinta tanah air.
Bagi Clarisa, setiap langkah kaki yang seragam, setiap sikap sempurna yang dipelajari adalah bagian dari proses menjadi bagian dari sejarah.
Ia sembari menyampaikan harapannya sederhana namun dalam maknanya.
"Saya ingin terus menjadi pribadi yang disiplin dan membawa semangat ini ke mana pun saya pergi. Semoga bisa membanggakan orang tua, sekolah dan Indonesia," lugas Clarisa.
Sementara itu, bagi Herman Ndun, ayah Clarisa, kebanggaan hari ini sulit diungkap dengan kata-kata.
"Hati kami penuh syukur. Clarisa telah membawa nama baik keluarga. Melihatnya membawa baki, berdiri tegap di depan bendera, saya hampir tak percaya. Anak saya, yang dulu kami gendong, kini membawa simbol negara," ucapnya seraya diamini oleh ibunda Clarisa.
Di tempat yang sama, Pelatih Paskibraka Kabupaten Rote Ndao, Simson Nullek menjelaskan bahwa proses seleksi paskibraka dimulai sejak Februari 2025 lalu.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.