Manggarai Barat Terkini

Pelaku UMKM di Labuan Bajo Manfaatkan Momen HUT ke-80 RI Mengais Rezeki

Para pelaku UMKM terus beraktivitas seperti biasa tanpa mengenal libur untuk menjual hasil usahanya.

Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/PETRUS CHRISANTUS GONSALES
PELAKU UMKM- Salah satu pelaku UMKM yang membuka usaha Warung Makan Dewi, milik Jeni Bhoki di Labuan Bajo, Manggarai Barat 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Labuan Bajo

POS-KUPANG.COM, LABUAN BAJO - Momen HUT ke-80 RI ke 80 dimanfaatkan para pelaku UMKM di Labuan Bajo, Ibu kota Kabupaten Manggarai Barat untuk mengais rejeki.

Para pelaku UMKM terus beraktivitas seperti biasa tanpa mengenal libur untuk menjual hasil usahanya.

Disaksikan POS-KUPANG.COM, Minggu (17/8/2025), warung makan Dewi di Jalan Manggarai Golek, Cowang Dereng, Desa Batu Cermin, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat tetap buka seperti biasanya.

Beberapa orang terus berdatangan menikmati hidangan yang disajikan warung tersebut.

Tersedia nasi jagung dengan lauk dari ayam, telur dan ikan goreng, tahu dan sayur kuah. Harga satu porsi Rp 10.000.

Baca juga: JNE Hadir dalam Festival Golo Koe 2025 di Labuan Bajo Manggarai Barat NTT

Selain itu dijual juga minuman seperti Pop Ice, Energen, Good Day, Top Avocado masing-masing Rp 5.000. Sedangkan untuk Dancow dijual Rp 8.000

Dikatakan Jeni Bhoki, sebagai pemilik warung dirinya berharap pada HUT KE-80 RI pemerintah bisa memperhatikan pelaku UMKM di Kabupaten Manggarai Barat.

Lebih khusus dirinya berharap Pemda bisa meringankan beban sewa lahan yang menjadi tempat usaha pelaku UMKM.

"Kita minta biayanya di sini gratislah kita buat di sini, dulu 2014 sampai dengan 2024 kemarin kami tidak dipungut biaya di sini," tuturnya.

Sebelumnya bangunan dan lahan lapak tempat Jenis berjualan dikelolah Disperindag. Namun semenjak 2023 diambil alih Pemda, dan tahun 2025 mulai dikenakan retribusi.

Baca juga: Terungkap Identitas Korban Tenggelam di Pantai Pede Labuan Bajo Manggarai Barat 

"Untuk setahun kami bayar Rp 2 Juta lebih. Karena jual makan sepuluh ribu, kami belum mampu sudah bulan Agustus kami belum bisa cicil," terang Jeni.

Untuk sewa per tahun Rp 2 juta, Jeni menilai harga itu masih mahal.

Jenis mengaku menyewa lahan tersebut sebanyak dua tempat, sehingga dalam satu tahun dirinya haru mengeluarkan biaya Rp 4 juta. 

"Ini kan warung makan. Kalau sewa hanya satu lapak saja berarti kurang kan, jadi harus dua karena ada yang datang makan harus duduk ngopi, ada juga yang masih cerita-cerita," pungkasnya. (moa)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved