Breaking News

Flores Timur Terkini

Kemenag Flotim NTT Manfaatkan Lahan Tidur untuk Digarap Penyintas Lewotobi

Plt. Kakanwil Kemenag NTT, Isak Sulaiman, bersama ketiga kepala kementerian langsung melakukan penanaman perdana.

Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/PAUL KABELEN
LAUNCHING - Kanwil Kemenag NTT, jajaran Kemenag Flores Timur, Kemenag Lembata, Kemenag Sikka, dan petani penyintas erupsi Gunung Lewotobi, melaunching penanaman perdana budiyana hortikultura dan ikan air tawar, Jumat, (15/8/2025). 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Paul Kabelen

TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA -  Wajah-wajah penyintas korban erupsi Gunung Lewotobi tampak sumringah di lokasi budidaya hortikultura dan ikan air tawar, Desa Konga, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur, NTT.

Lahan luas yang semulanya tumbuh rumput liar itu perlahan-lahan berubah dengan tunas-tunas sayuran yang mulai muncul melalui onggokan bedeng. 

Pemberdayaan terhadap tiga kelompok petani penyintas, Ohe Pore, Ola Take, dan Peten Lewo itu terus berjalan berkat pendampingan intens penyuluh agama katolik di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Flores Timur, NTT.

Tiga kelompok tani didominasi warga Desa Hokeng Jaya dan Desa Boru di Kecamatan Wulanggitang.

Baca juga: Pemkab Flotim Tetap Akomodir Toko Serba Rp 35 Ribu Meski Ditolak Warga

Mereka mengungsi di posko dan hunian sementara, tidak jauh dari lahan garapan seluas 0,25 hektar milik, Laurensius Pito Ama Soge, warga Desa Konga.

Di atas lahan itu, mereka menanam beragam jenis tanaman, seperti sawi, kangkung, tomat, pare, cabai, kacang panjang, dan masih banyak jenis tanaman lainnya. Tomat dan sawi tinggal menanti hari panen..

Kebersamaan semakin terasa saat dimulai launcing penanaman perdana, yang dihadiri Pelaksana Tugas (Plt) Kakanwil Kemenag NTT, Isak Sulaiman, Kakan Kemenag Flores Timur, Yoseph Aloysius Babaputra, Kakan Kemenag Sikka, Yosef Rangga Kapodo, dan Kakan Kemenag Lembata, Jamaludin Malik.

Aloysius Babaputra mengatakan, ikhtiar dalam pemberdayaan ini muncul karena kegelisahan. Dia dan para ASN Kemenag Flores Timur juga prihatin atas situasi sulit petani penyintas saat erupsi berkepanjangan.

"Saya bersama teman-teman seluruh ASN gelisah melihat saudara dan saudari penyintas, yang hanya duduk diam. Entah merenung atau mengutuk waktu, atau memang tidak ada lagi untuk dipikirkan. Semua karena bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki," katanya Jumat (15/08/25) pagi.

Kemenag Flores Timur juga merekam jeritan pengungsi di posko terpusat maupun mandiri, yang diberi bantuan makanan namun ditekan biaya pendidikan. Sementara pendapatan tak stabil bahkan merosot. Erupsi menghanguskan komoditi petani yang kebunnya berada di zona bahaya.

Baca juga: Pemkab Flores Timur Apresiasi Dukungan Nyata Telkomsel untuk Pengungsi Lewotobi

"Karena itu kami berkomitmen untuk berbuat sesuatu, dan menggeser kegelisahan mereka menjadi motivasi agar terus semangat," ucap Aloysius.

Ia menyampaikan terima kasih kepada Gereja Kristen Indonesia (GKI) yang membantu petani lewat pengadaan seng dan peralatan pertanian untuk menunjang usaha penyintas.

Plt. Kakanwil Kemenag NTT, Isak Sulaiman, bersama ketiga kepala kementerian langsung melakukan penanaman perdana.

Penanaman berlangsung di bedeng yang baru saja dibajak. Petani setempat kemudian menyiram tanaman yang diharapkan membawa berkah bagi hidup mereka di pengungsian.

Kelompok tani membutuhkan tambahan suplai air di lokasi budidaya hortikultura dan ikan air tawar. Suplai air saat ini melalui saluran tersier yang disedot menggunakan mesin.

Rencana ke depan, mereka akan menambah lahan pada lahan-lahan tidur dengan budidaya ikan air tawar, serta menanam melon yang kini mulai dikembangkan di Desa Waibao.

Kelompok Tani Ohe Pore, Anselmus Igo Liwu, mengatakan budidaya hortikultura dampingan Kemenag Flores Timur menenangkan para petani yang merindukan lahan garapan.

Sebab, sambungnya, di kampung halaman, belum seutuhnya aman dari ancaman bencana susulan, meski status Gunung Lewotobi Laki-laki baru saja turun dari Awas ke Siaga.

"Terima kasih juga untuk pemilik lahan yang sudah berbesar hati memberikan tempat untuk kami menggarap," ujarnya.

Anselmus berharap agar pendampingan ini berkelanjutan. Menurutnya, kebanyakan petani Hokeng Jaya masih belum terbiasa dalam membudidaya hortikultura. (cbl)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS    

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved