Nasional Terkini
MBG dan Kopdes Merah Putih "Jalan Tol" untuk Pengentasan Kemiskinan
Pernyataan ini disiapkan dan disebarluaskan oleh Kantor Komunikasi Kepresidenan Republik Indonesia.
POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Program prioritas Presiden Prabowo Subianto seperti Makan
Bergizi Gratis (MBG), Sekolah Rakyat dan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih ibarat
jalan tol yang dibangun untuk mempercepat upaya pengentasan kemiskinan.
Kenapa Begitu? Dua program itu berpotensi menyerap sangat banyak tenaga kerja.
“Dan ini bukan sekadar mengentaskan kemiskinan ya. Kalau hanya menanggulangi
kemiskinan, mungkin dengan bansos saja sudah cukup. Tapi Pak Presiden ingin masyarakat
bisa lebih berdaya dan memiliki kemandirian secara ekonomi,” kata Kepala Badan
Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) Budiman Sudjatmiko saat konferensi pers
di kantornya, Kamis (14/8).
Budiman juga mengibaratkan pengentasan kemiskinan dengan permainan sepakbola.
Rakyat miskin sebagai pemain. Presiden menginginkan seluruh "pemain” bisa lebih
terampil, cerdas, gizi mereka tercukupi, dan memiliki akses ekonomi secara luas. Karena itu,
pemerintah meluncurkan program Sekolah Rakyat, MBG, dan Koperasi Desa Merah Putih.
Baca juga: Anggaran MBG Bakal Tembus Rp 300 Triliun pada Tahun 2026 Mendatang
“Kami di BP Taskin ditugaskan untuk mensikronkan praktik permainan itu agar aliran bola
dari belakang sampai ke gawang lancar, sehingga gol pengentasan kemiskinan segera
tercipta,” jelasnya.
Budiman menjelaskan, melalui program Sekolah Rakyat rantai kemiskinan bisa dipangkas.
Kemudian melalui program MBG dan Kopdes Merah Putih, manfaat ekonominya bisa
dirasakan masyarakat secara luas.
Melalui dapur-dapur MBG dan gerai Kopdes Merah Putih, jutaan lapangan kerja akan
tercipta dan sektor hulu, petani hingga UMKM dan Bumdes juga bisa merasakan manfaat
ekonominya.
Wakil Kepala BP Taskin Nanik S Deyang menambahkan, melalui program Sekolah Rakyat,
MBG, dan Kopdes Merah Putih, pemerintah memberikan harapan baru bagi rakyat miskin
untuk bisa lebih mandiri.
Melalui Sekolah Rakyat berasrama, kata Nanik, warga miskin sengaja dicabut dari
lingkungannya agar anak-anak mereka memiliki mimpi dan cita-cita untuk lebih berdaya.
Sehingga program ini bisa memangkas rantai kemiskinan.
“Program MBG ini juga jalan tol menuju percepatan pengentasan kemiskinan. Karena
banyak orang yang bisa bekerja di dapur (MBG). Belum lagi velue effect-nya yang
dihasilkan,” ujar Nanik.
Dia mencontohkan pabrik tempe yang sebelumnya hanya mempekerjakan satu orang,
setelah memasok ke dapur MBG, bisa mempekerjakan lima atau enam orang. Begitu juga
pedagang sayur atau pedagang ayam.
Selain MBG, Kopdes Merah Putih juga menjadi jalan untuk mempercepat pengentasan
kemiskinan melalui pemotongan rantai-rantai pasok.
Dengan Kopdes Merah Putih, kata Nanik, harga gas elpiji tiga kilogram akan sesuai dengan harga yang sudah ditetapkan pemerintah.
Demikian juga pupuk bagi petani. Melalui Kopdes, harga pupuk akan jauh lebih murah karena tidak lagi melewati rantai pasok agen, depo, toko dan gapoktan.
“Kopdes juga membantu masyarakat dalam mengakses kredit, sehingga mereka tidak lagi
terjebak bank emok (bank harian). Koperasi akan membantu masyarakat untuk
mendapatkan modal melalui kredit yang lebih ringan dari bank,” jelasnya.