PMI Dianiaya di Malaysia
Perhimpunan Flobamora Kalimantan Barat Ambil Bagian Bantu PMI Asal TTU yang Dianiaya di Malaysia
Veronika menuturkan, saat mengunjungi PMI asal TTU ini mengeluh tidak bisa berjalan. Kaki bagian kiri terasa seperti nyaris lumpuh.
Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Oby Lewanmeru
Ketika tiba pertama kali di Provinsi Kalimantan Barat, korban dalam kondisi sekarat dan sangat mengenaskan. Korban tidak diberi makan selama 4 hari.
Selain itu, korban juga dipaksa kerja tanpa diberi makan. Korban juga ditendang dari kursi dan dimarahi oleh agen perekrut tenaga kerja PT Parminsa.
Hal ini menyebabkan kondisi korban yang sebelumnya sakit semakin memburuk. Korban mengalami sesak napas, penyakit kalium dan jantung.
Sebelumnya diberitakan PMI asal TTU, Elvi Normawati Kun sekarat saat dipulangkan ke Indonesia. PMI ini diduga mengalami penyiksaan berat sebelum dipulangkan ke wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia.
Korban dipulangkan oleh rekannya bernama Edel. Korban diseberangkan dari wilayah Malaysia ke Provinsi Kalimantan Barat melalui jalan darat.
Berdasarkan informasi yang dihimpun POS-KUPANG.COM, Senin, 4 Agustus 2025, saat ini korban sedang dirawat di RSUD dr. Soedarso Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat.
Korban diduga mengalami penganiayaan berat dan tidak dapat menggerakkan kaki dan tangannya. Korban kemudian dipulangkan oleh Ketua Perhimpunan Flobamora Kalimantan Barat bernama Edel Olin dan pengurus perhimpunan.
Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Nakertrans) Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Simon Soge menegaskan Pekerja Migran Indonesia (PMI) Asal Kabupaten TTU, NTT bernama Elvi Normawati Kun yang sekarat dianiaya di Negeri Jiran Malaysia sebelum dipulangkan ke Indonesia merupakan PMI Non-prosedural.
Meskipun demikian, saat ini pihaknya sedang berkoordinasi dengan Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Nusa Tenggara Timur (NTT) ihwal pemulangan yang bersangkutan ke Kabupaten TTU.
Menurutnya, informasi perihal PMI Non-prosedural asal Kabupaten TTU ini dipulangkan dalam kondisi mengenaskan ini pertama kali diterima dari BP3MI Kupang.
" Yang bersangkutan ini baru ke sana Bulan Mei 2025. Sekitar 2 sampai 3 Bulan bekerja di sana," ungkapnya, Senin, 4 Agustus 2025.
Ihwal dugaan penganiayaan yang dialami PMI ini, Simon mengaku sudah menerima informasi tersebut. Meskipun demikian, kebenaran informasi mengenai siapa melakukan penganiayaan ini masih ditelusuri lebih lanjut lebih lanjut.
Ia menegaskan bahwa, pihaknya akan melaporkan informasi ini kepada Bupati TTU untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut. Selain itu, koordinasi bersama BP3MI Kupang tetap berjalan perihal keberadaan korban.
Sementara itu, suami dari PMI bernama Raymundus Kolo mengatakan, istrinya, Elvi Normawati Kun dianiaya oleh agen dari perusahaan PT Parminsa. Korban dianiaya ketika tiba di salah satu tempat penampungan usai diantar majikannya.
"Yang siksa dia ini bukan majikan. Tapi agen perusahaan yang rekrut mereka itu," kata Raymundus kepada POS-KUPANG.COM, Senin, 4 Agustus 2025.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.