Manggarai Barat Terkini
Festival Golo Koe 2025: Kolaborasi Lintas Stakeholder dan Pengembangan Pola Perjalanan Wisata Rohani
Frans juga meyakini bahwa Pulau Flores memiliki potensi besar sebagai pusat wisata religi Katolik di indonesia dan dunia.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Petrus Chrisantus Gonsales
POS-KUPANG.COM, LABUAN BAJO - Ketua Pelaksana Festival Golo Koe 2025, Fransiskus Sales Sodo, menyampaikan pelaksanaan Festival Golo Koe Bunda Maria Nusantara 2025 tidak lepas dari kerja sama lintas stakeholder, termasuk gereja, pemerintah pusat dan daerah, pelaku pariwisata, komunitas adat, serta para relawan muda.
"Festival ini bukan hanya perayaan iman, tetapi juga refleksi dari kekayaan budaya lokal yang telah diwariskan lintas generasi dan kami pemerintah daerah terus memperkuat sinergi dengan gereja, masyarakat adat, pelaku pariwisata, dan komunitas anak muda yang ada di Manggarai Barat," ujar Fransiskus, dalam rilis yang diterima pada Kamis, (31/7/2025).
Hal itu bertujuan untuk memastikan festival ini menjadi agenda inklusif yang menumbuhkan harmoni, toleransi, dan regenerasi nilai-nilai luhur sebagai bagian dari identitas budaya masyarakat Flores.
Frans juga meyakini bahwa Pulau Flores memiliki potensi besar sebagai pusat wisata religi Katolik di indonesia dan dunia.
Baca juga: Festival Golo Koe 2025 di Labuan Bajo, Manggarai Barat Pertegas Nilai Ekologi dan Nilai Religi
"Jejaring destinasi spiritual seperti Gua Maria, situs ziarah, dan festival keagamaan merupakan kekuatan budaya dan iman yang perlu lebih banyak diaktivasi dengan mendorong kolaborasi lintas kabupaten, keuskupan, dan pelaku wisata untuk memperkuat konektivitas dan promosi wisata religi Katolik secara berkelanjutan," katanya.
Sekda Manggarai Barat tersebut juga mengatakan, kegiatan Festival Golo Koe selain sebuah prosesi dan kegiatan keagamaan, Festival Golo Koe Bunda Maria Nusantara 2025 juga diramaikan dengan pertunjukan seni, parade budaya, pasar UMKM, dan dialog lintas iman.
"Perayaan ini menjadi bukti bahwa wisata religi bukan sekadar aktivitas spiritual, tetapi juga sarana pemberdayaan dan pelestarian budaya," ujar Frans Sodo.
Dirinya mengutarakan, melalui festival ini, Labuan Bajo tak hanya dikenal sebagai gerbang menuju Komodo, tetapi juga sebagai simbol spiritualitas Katolik yang hidup, terbuka, dan menyatu dalam keindahan alam serta kekayaan budaya Flores. (moa)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.