Apa Itu Sholat Dhuha? Ini 5 Jenis Doa Setelah Sholat Dhuha, Bacaan Arab, Latin dan Keutamaannya

POS-KUPANG.COM - Pernah dengar Sholat Dhuha? Umat Muslim pasti tahu. Namun jika masih bingung berikut Pengertian Sholat Dhuha.

Lau Apa itu Sholat Dhua?

Pada dasarnya, Sholat Dhuha merupakan sholat sunnah yang dilakukan pada pagi hari, tepatnya setelah waktu Sholat Subuh usai. Istilah ini juga dikenal sebagai “7 hasta setelah matahari terbit”. Waktu tersebut berada di sekitar pukul 6 pagi sampai pukul 7 pagi.

Waktu berakhirnya Sholat Dhuha adalah beberapa saat sebelum waktu Sholat Zuhur tiba.

Setelah Sholat Dhuha Umat Islam dianjurkan untuk membaca doa Setelah Sholat Dhuha. 

Ada banyak Keutamaan Sholat Dhuha dan Doa Setelah Sholat Dhuha.

Diantara keutamaan itu yakni melancarkan rezeki. 

Baca juga: Bacaan Doa Setelah Sholat Taubat, Lengkap Hukum, Keutamaan dan Waktu Tepat

Ada 5 Doa Setelah Sholat Dhuha yang bisa dibaca setiap hari usai mendirikan sholat sunnah tersebut. 

1. Doa Setelah Sholat Dhuha pertama yakni doa yang umum dibaca Umat Muslin

Doa Setelah Sholat Dhuha, doa seseorang akan lebih mudah diijabah oleh Allah SWT. Ini menjadi salah satu alasan di balik banyaknya masyarakat Islam yang ingin meluangkan waktu mereka untuk Sholat Dhuha di pagi hari.

Jika mereka melakukan Sholat Dhuha dengan baik, niscaya doa mereka akan dikabulkan.

Oleh karena itu, doa setelah Sholat Dhuha amat disarankan untuk dibaca, terlebih bagi kaum Muslim dan kaum Muslimah yang memang ingin meminta sesuatu dari Allah SWT. Permintaan tersebut bisa berupa diberi kemudahan dalam hidup, diberi ketabahan dalam menghadapi masalah, dilimpahkan rezekinya, atau hal-hal lain.

Terdapat satu doa setelah Sholat Dhuha yang bisa dibaca oleh orang Islam ketika mereka sudah selesai melaksanakan ibadah sunnah ini.

Baca juga: Doa Setelah Sholat Ashar, Baca Hamdan Yuwaafii NiAmahu Wayukaafii

Doa ini mencakup berbagai macam permasalahan yang biasa manusia hadapi, dan membaca doa ini niscaya akan mendapat berkah dari Sang Pengabul. Berikut bacaan doanya.

اَللهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقَى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ

Terjemahan: “Allahumma innad dhuha-a dhuha-uka, wal baha-a baha-uka, wal jamala jamaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrota qudrotuka, wal ‘ismata ‘ismatuka. Allahumma in kana rizqi fis sama-i fa-anzilhu, wa in kana fil ardhi fa akhrijhu, wa in kana mu’assaron fa yassirhu, wa in kana haroman fathohhirhu, wa in kana ba’idan faqorribhu, bihaqqi dhuha-ika, wa baha-ika, wa jamalika, wa quwwatika, wa qudrotika, aatini ma atayta ‘ibadakas sholihin”.