Wisata NTT

Jelajah dan Nikmati Pesona Kampung Cecer, Pusat Tarian Caci dan Kerangkuk Alu di Flores 

Manggarai Barat tidak hanya memiliki Labuan Bajo dan Taman Nasional Komodo .

Editor: Alfred Dama
(KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR)
CACI -- Penari Caci saling memukul dengan cemeti atau larik. Tarian Caci ini ditampilkan di Desa Liang Ndara, Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. 

Kampung Cecer juga terkenal dengan penghasilan kopi Arabika. Selama ini kopi Arabika selalu menguntungkan para tengkulak. 

Untuk itu didampingi oleh Yayasan Burung Indonesia, warga masyarakat di Kampung Cecer membentuk kelompok. Dan pada 2013 kelompok ini menghasilkan produk kopi lokal yang sering di sebut Kopi Tuk Bambam. 

Bambam adalah kependekan dari Bentang Alam Mbeliling. Kopi ini diolah secara tradisional tanpa menggunakan mesin pengolah kopi. 

Tepung kopi ditumbuk oleh kaum perempuan dalam kelompok.  Sudah di Bali Ada Agenda Partai Lihat 

Kaum laki-laki di Kampung Cecer masih membuat alat-alat tarian caci berupa Gendang, Nggiling (alat tangkis saat caci). 

Warga Masyarakat Kampung Cecer juga bekerja sama dengan Yayasan Burung Indonesia untuk tetap menjaga konservasi hutan Mbeliling. 

Bentang alam Mbeliling terdapat burung Endemik Flores. Bentang alam Mbeliling selalu dikunjungi oleh para peneliti burung di dunia serta tujuan wisata Burung bagi turis yang memiliki minat khusus pada burung.  

 Ribuan wisatawan asing dan domestik sudah mengunjungi kampung ini. Bahkan kunjungan itu dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat yang mereka bentuk dalam sebuah koperasi. 

Selain itu, pada  Februari 2014 lalu, seorang turis dari Denmark ikut menari dalam tarian tradisional warga masyarakat Kampung Cecer yang lazim disebut Tarian Kerangkuk Alu. 

Baca juga: Wisata NTT, 15 Spot Wisata Air Terjun di NTT,  Masih Alamai Dijelajahi 

Kampung Cecer yang tidak jauh dari jalan negara Labuan Bajo-Ruteng dan sangat mudah dijangkau dengan kendaraan roda dua dan roda empat. Kampung Cecer merupakan satu-satunya kampung di Kabupaten Manggarai Barat yang tidak jauh dari Kota Labuan Bajo yang selalu menampilkan atraksi budaya, baik dalam pesta adat di kampung maupun saat ada kunjungan wisatawan yang ingin menyaksikan tarian Caci dan tarian-tarian khas lainnya yang masih dipertahankan warga masyarakat. 

Jarak tempuh dari Kota Labuan Bajo menuju ke Kampung Cecer dengan menggunakan kendaraan roda dua bisa ditempuh 45 menit. 

Jika menggunakan kendaraan roda empat bisa ditempuh selama satu jam. Baca juga: Rincian Tarif Bikin SIM C Motor per 1 Agustus 2025 Ketua Sanggar Riang Tana Tiwa Kampung Cecer, Kristoforus Nison kepada Kompas.com mengungkapkan, pihaknya tidak mencatat kunjungan wisatawan asing dan domestik ke Kampung Cecer. 

Tetapi, setiap bulan pasti ada kunjungan grup dari wisatawan yang ingin menyaksikan tarian Caci, tarian Ndundu Ndake. 

"Tahun 2013 kami menerima kunjungan dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu untuk menyaksikan dari dekat keunikan-keunikan di Kampung Cecer, selain tarian Caci juga melihat produk-produk ekonomi kreatif yang dikembangkan masyarakat. 

Kristoforus mengungkapkan, warga masyarakat merasa terhormat dengan kunjungan Pangeran Denmark Andre Henrik Kristen bersama dengan rombongan yang diundang Yayasan Burung Indonesia bersama dengan WWF Indonesia. 

Sumber: Kompas.com
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved