Wisata NTT

Cara dan Biaya ke Waerebo, Begini Tips dan Siapkan Fisik

Kampung Wae Rebo di Kabupaten Manggarai , Nusa Tenggara Timur kini menjas salah satu spot favorit bagi wisatwan yang berlibur ke Labuan Bajo

|
Penulis: Alfred Dama | Editor: Alfred Dama
(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)
WAE REBO --Pemandangan di Kampung adat Wae Rebo, Kecamatan Satar Mese Barat, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur,. Kunjungan ini dalam rangkaian kegiatan ADWI (Anugerah Desa Wisata Indonesia) untuk melakukan peninjauan dan penilaian langsung oleh Dewan Juri bersama Sandiaga Uno ke 50 besar desa wisata terbaik tersebut. 

POS KUPANG.COM -- Kampung Wae Rebo di Kabupaten Manggarai , Nusa Tenggara Timur kini menjas salah satu spot favorit bagi wisatwan yang berlibur ke Labuan Bajo .

Perkampungan yang masih menjaga budaya lokal ini pun berada di perbukitan hingga menantang para penyuka wisatwa petualangan menuju ke kampung.

Dikutup dari heavenkomodo.com, Wae Rebo adalah desa adat yang terletak di puncak bukit wilayah Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur

Desa ini terkenal dengan rumah adat berbentuk kerucut yang disebut Mbaru Niang, yang menjadi simbol arsitektur tradisional masyarakat setempat. 

Mbaru Niang tidak hanya unik dari segi bentuk, tetapi juga memiliki makna filosofis yang dalam, mencerminkan keterhubungan manusia dengan alam dan leluhur. 

Setiap rumah memiliki lima lantai, masing-masing dengan fungsi khusus—mulai dari ruang tinggal hingga penyimpanan hasil panen dan barang pusaka.

Baca juga: Pesona Pantai Wae Maras Berpasir Puth, Bak Hamparan Mutiara di Labuan Bajo 

Berwisata ke Wae Rebo menawarkan lebih dari sekadar pemandangan indah. Wisatawan memiliki kesempatan berinteraksi langsung dengan penduduk lokal, mengenal adat istiadat, serta ikut dalam kegiatan sehari-hari seperti menenun kain tradisional dan memetik kopi. 

Pemandangan alam desa Wae Rebo yang cantik
Pemandangan alam desa Wae Rebo yang cantik (pariwisata.manggaraikab.go.id)

Kehangatan sambutan warga membuat pengalaman ini semakin berkesan, mengingat betapa pentingnya budaya gotong royong dan kebersamaan dalam komunitas tersebut.

Selain itu, Wae Rebo dikelilingi oleh hutan tropis yang masih sangat terjaga, dengan flora dan fauna endemik yang menambah daya tarik bagi pecinta alam. 

Suasana desa yang sejuk dan tenang memberikan pengalaman “kembali ke alam” yang jarang ditemukan di tempat lain. 

Perjalanan menuju desa ini pun menjadi petualangan tersendiri. Wisatawan harus melakukan trekking sekitar tiga hingga empat jam melewati hutan, sebuah tantangan yang justru memberikan kepuasan tersendiri saat akhirnya mencapai Wae Rebo dan melihat panorama desa di atas awan.

Wae Rebo adalah bukti nyata bahwa tradisi dan modernitas bisa berjalan beriringan. Meskipun jauh dari hiruk-pikuk kota, desa ini terus beradaptasi dengan membuka diri terhadap wisatawan sambil menjaga nilai-nilai adat agar tetap lestari.

Waktu Terbaik untuk Berkunjung ke Wae Rebo
Memilih waktu yang tepat dapat membantu Anda menghemat biaya dan menikmati pengalaman terbaik. Sebaiknya datang saat musim kemarau (Mei hingga September), karena akses jalan lebih mudah dan pemandangan lebih cerah.

Keuntungan Memilih Open Trip ke Wae Rebo
Open trip adalah pilihan populer karena lebih terjangkau dibandingkan paket wisata privat. Anda bisa bergabung dengan wisatawan lain, sehingga biaya transportasi dan akomodasi dibagi bersama. Ini juga menjadi kesempatan baik untuk bertemu teman baru dengan minat yang sama.

Rekomendasi: Trip Waerebo 2 Hari 1 Malam

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved