NTT Terkini

Mitra Perum Bulog Berharap Penyaluran Beras Subsidi Tak Terkendala Aplikasi

Pedagang beras berharap pemerintah segera menyelesaikan persoalan sistem aplikasi agar distribusi beras SPHP berjalan lancar.

|
Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/TARI
PEDAGANG BERAS- Pose Suhardiman Pedagang Beras di Pasar Inpres Naikoten Kota Kupang 

Laporan Reporter POS-KUPANG. COM, Tari Rahmaniar Ismail

POS-KUPANG.COM, KUPANG- Di tengah kebutuhan masyarakat akan beras murah bersubsidi, sejumlah mitra Perum Bulog melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di Pasar Inpres Naikoten Kupang masih menghadapi kendala teknis dalam proses penyaluran. 

Salah satunya dialami oleh Suhardiman seorang Pedagang Beras yang akrab disapa Suhardi, yang berharap pemerintah segera menyelesaikan persoalan sistem aplikasi agar distribusi beras SPHP berjalan lancar.

Suhardi, mengungkapkan bahwa beras di tokonya sebagian besar berasal dari luar daerah, terutama Sulawesi. Namun, saat ini ia mengandalkan stok lokal dari daerah Kupang yang tengah memasuki masa panen.

“Biasanya beras kita dari Sulawesi, karena mereka punya lumbu padi yang besar. Tapi sekarang karena di Kupang ada panen, kita ambil dari situ dulu,” ujarnya saat diwawancarai POS-KUPANG.COM, Selasa (13/7/2025).

Suhardi mengaku sejak beberapa minggu terakhir, penyaluran beras SPHP mengalami kendala akibat penggunaan sistem aplikasi digital baru dari Bulog.

Baca juga: Perum Bulog Siap Awasi Secara Ketat Penyaluran Beras Program SPHP

Meskipun ia dan sejumlah mitra telah mengajukan data secara lengkap, hingga kini hanya segelintir pedagang yang mendapat persetujuan resmi.

“Kita sudah setor data lebih dari 100 orang ke Bulog, tapi yang disetujui baru 6 orang. Harapan kami, ini segera diproses supaya beras SPHP bisa keluar. Stoknya ada, tapi prosesnya lama karena aplikasi,” katanya.

Ia menambahkan, dibandingkan sistem sebelumnya, proses sekarang dianggap lebih rumit.

“Dulu tidak ada aplikasi, lebih mudah. Sekarang pakai aplikasi, mungkin ada jaringan, mungkin juga teknis. Tapi kami sebagai masyarakat cuma ikut saja,” ucapnya.

Menjawab isu mengenai beras oplosan atau campuran, Suhardi menjelaskan bahwa ia memiliki cara tersendiri untuk memastikan kualitas beras sebelum dijual.

Baca juga: Perum Bulog Cabang Atambua Pastikan Fokus Laksanakan Program Pemerintah Pusat 

Ia menggunakan alat sederhana untuk memeriksa isi karung secara merata, dari atas hingga bawah.

“Kita tusuk pakai alat, cek atas, tengah, bawah. Kadang ada yang atas bagus, bawah jelek. Kalau begitu, kita turunkan harganya,” ujarnya.

Ia juga menekankan bahwa pembeli memiliki kebebasan untuk menolak jika tidak yakin dengan kualitas beras yang dibeli secara eceran.

Di tokonya, Suhardi menyediakan berbagai jenis beras, seperti beras Nonakupang yang berasal dari sumber cita, beras lokal dari Pupang (disebut beras Mol), hingga beras dari Sulawesi dengan merek “Apel” dan “Kepiting”.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved