Lewotobi Erupsi

Lima Posko Pengungsi Aman dari Material Letusan Lewotobi Laki-laki

Letusan dahsyat dengan tinggi kolom abu mencapai 18.000 meter itu tidak bergerak ke arah timur, melainkan ke barat Pulau Flores.

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/PAUL KABELEN
Warga pengungsi di Posko Desa Kobasoma, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur, Senin, 7 Juli 2025 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Paul Kabelen

POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Lima pos pengungsian tempat menampung penyintas di Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur, NTT, luput atau terhindar dari material Gunung Lewotobi Laki-laki saat terjadi letusan, Senin, 7 Juli 2025 siang.

Lima pos di antaranya, Poslap Desa Konga, hunian sementara (Huntara), Poslap Bokang Wolomatang, Poslap Kobasoma, dan Poslap Lewolaga. Poslap ini berada di wilayah timur gunung berstatus Level IV (Awas).

Dari Poslap Kobasoma, penyintas beraktivitas seperti biasa usai dikejutkan dengan gemuruh hebat yang cukup mengguncang. Namun tidak sedikit dari mereka kini berada di Pasar Boru untuk berbelanja kebutuhan makanan.

"Ada yang di pasar, pak. Pergi dari tadi pagi," ujar seorang pengungsi, Maria Kwuta, warga Desa Nawokote yang mengungsi di sana.

Letusan dahsyat dengan tinggi kolom abu mencapai 18.000 meter itu tidak bergerak ke arah timur, melainkan ke barat Pulau Flores. Wilayah Sikka dilaporkan terdampak material pasir beberapa saat pasca letusan

Penyintas dan warga Desa Kobasoma keluar rumah dan menyaksikan peristiwa erupsi pada pukul 11.05 Wita. Abu tebal membumbung ke langit lalu bergerak ke utara dan barat.

"Kami kaget, lagi duduk-duduk santai tidak lama bunyi letusan," ujar Emanuel Lewar saat ditemui di halaman rumahnya.

Lewotobi Laki-laki kembali meletus dengan tinggi kolom abu mencapai 18.000 meter di atas puncak kawah, seperti laporan Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Lewotobi pada Senin, 7 Juli 2025 pukul 11.05 Wita.

Baca juga: Gunung Lewotobi di Flores Timur Erupsi Lagi, Aktivitas Bandara Ende Masih Normal

Letusan terbesar dalam catatan ini membawa material pasir dan kerikil lalu melanda rumah warga beserta fasilitas umum (fasum) seperti puskesmas dan sekolah-sekolah di Desa Boru dan sekitarnya di Kecamatan Wulanggitang.

Tenaga kesehatan (nakes) Puskesmas Boru berlindung di dalam ruangan. Suasana yang semula tenang berubah mencekam. Wilayah Boru dan sekitarnya gelap gulita beberapa saat pasca letusan.

Guru-guru pada SMK Negeri 1 Wulanggitang yang sedang menjaga pendaftaran siswa baru di Desa Boru Kedang, tetangga Boru, menyebut hujan kerikil dan pasir dengan intensitas lebat terjadi selama beberapa menit.

"Sekarang baru berhenti. Pergerakan abu ke arah barat, keadaan gelap sekali," ungkap Lidia Yong, salah seorang guru SMK Negeri 1 Wulanggitang.

Pos PGA Lewotobi Laki-laki di Desa Pululera, melaporkan kolom erupsi warna hitam dengan intensitas tebal bergerak ke arah utara, timur laut, dan barat laut. Erupsi yang terekam di alat seismogram itu dengan amplitudo maksimum 47.3 mm dan durasi sementara ini ± 6 menit 26 detik.

"Erupsi disertai suara dentuman kuat dan awan  panas 5 kilometer ke arah utara dan timur laut," demikian laporan PGA Lewotobi Laki-laki. (cbl)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved