Manggarai Terkini
FPP Unika Ruteng Bahas Strategi Agritech Berbasis Kearifan Lokal Untuk Optimalisasi SDA Pangan
Fakultas Pertanian dan Peternakan Unika St. Paulus Ruteng menggelar Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian Berkelanjutan (INOPTAN) III.
POS-KUPANG.COM, RUTENG - Fakultas Pertanian dan Peternakan Unika St. Paulus Ruteng menggelar Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian Berkelanjutan (INOPTAN) III dengan tema 'Strategi Agritech Berbasis Kearifan Lokal dalam Optimalisasi Sumber Daya Alam untuk Ketahanan Pangan dan Pertanian Masa Depan' yang berlangsung secara daring via Zoom Meeting, Jumat 13 Juni 2025.
Seminar ini dibuka langsung oleh Rektor Unika Santu Paulus Ruteng, RD Dr Agustinus Manfred Habur, Lic.,Theol.
Dalam seminar ini menghadirkan pembicara tamu, Dalam sesi Distinguished Speech, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas RI, Prof. Dr. Ir. Rachmat Pambudy dan tiga pemateri Prof Muhamad Ali, S.Pt., M. Si, Ph.D (Universitas Mataram), Prof. Dr. Edi Santosa, S.P., M.Si (IPB University) dan Prof. Dr. Ir. Rr. Nugrahini Susantinah Wisnujati, M.Si (Universitas Wijaya Kusuma Surabaya).
Rektor Unika St. Paulus Ruteng, RD Manfred Habur dalam kesempatan itu, mengatakan, seminar ini menjadi momentum penting bagi kampus Unika St Paulus Ruteng untuk memperkuat kontribusi akademik dalam isu-isu strategis nasional, khususnya di bidang ketahanan pangan dan pertanian masa depan.
RD. Manfred juga menyampaikan rasa syukur dan merasa terhormat atas dukungan dari Prof. Dr. Ir. Rachmat Pambudy, Menteri PPN RI, dalam seminar nasional itu. Menurutnya Menteri bukan hanya seorang akademisi pertanian yang visioner, tetapi juga pemimpin nasional yang konsisten menempatkan sektor pertanian sebagai pilar penting pembangunan berkelanjutan Indonesia.
RD. Manfred mengatakan, tema seminar 'Strategi Agritech berbasis Kearifan Lokal dalam Optimalisasi Sumber Daya Alam untuk Ketahanan Pangan dan Pertanian Masa Depan' sangat relevan.
Tidak hanya secara akademik, tetapi juga secara kontekstual bagi wilayah-wilayah seperti Flores dan NTT pada umumnya, yang dianugerahi kekayaan alam namun sekaligus menghadapi tantangan struktural dalam mengelolanya.
Kearifan lokal adalah kekuatan budaya dan sosial yang tidak boleh diabaikan dalam menyusun strategi pembangunan pertanian masa depan.
"Ketika teknologi pertanian modern atau agritech kita hadirkan, kita tentu tidak harus menghapus pengetahuan lokal yang telah diwariskan lintas generasi. Sebaliknya, keduanya harus bersinergi dimana teknologi yang memberdayakan, bukan menggusur, pengetahuan lokal yang diapresiasi, bukan dipinggirkan,"Imbuhnya.
Dikatakan RD. Manfred, Unika St Paulus Ruteng percaya bahwa ilmu pengetahuan harus berpijak pada konteks, dan bahwa pembangunan sejati lahir dari dialog antara universitas, masyarakat, dan kebijakan publik.
Karena itu, menurutnya, seminar ini menjadi ruang perjumpaan antara ilmu, pengalaman, kebijakan, dan harapan.
Seminar ini menjadi ruang akademik yang menyatukan pemangku kepentingan dari berbagai institusi, akademisi, peneliti, mahasiswa, praktisi, dan pembuat kebijakan.
Dalam sesi Distinguished Speech, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas RI, Prof. Dr. Ir. Rachmat Pambudy, menekankan perlunya sinkronisasi pembangunan pertanian dengan pendekatan bottom-up berbasis lokal.
Sementara itu, pemateri Prof. Dr. Edi Santosa dari IPB University mengupas integrasi teknologi pertanian cerdas berbasis sensor dan IoT (Internet of Things) dengan praktik agronomi lokal.
Menurutnya, teknologi bukan pengganti tradisi, tapi jembatan menuju regenerasi. Saat kearifan lokal masuk dalam ekosistem digital, kita membangun ketahanan pangan yang inklusif, adaptif, dan berkelanjutan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.