TTS Terkini

Percepat Penurunan Angka Stunting, Ini Upaya Dinkes TTS

Pemberian pil tambah darah kepada ibu hamil bertujuan agar tidak mengalami anemia saat hamil dan melahirkan.

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/MARIA VIANEY GUNU GOKOK
Kadis Kesehatan dr. R.A. Karolina Tahun saat diwawancarai POS-KUPANG.COM di ruang kerjanya 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Maria Vianey Gunu Gokok

POS-KUPANG.COM, SOE - Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) melalui Dinas Kesehatan TTS melakukan berbagai upaya untuk menekan kasus stunting di wilayah tersebut.

Angka stunting di Kabupaten TTS tercatat mengalami kenaikan di tahun 2024 lalu. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten TTS, dr. R.A. Karolina Tahun menjelaskan, pihaknya mulai memberikan pil tambah darah bagi remaja putri.

"Usaha yang dilakukan dalam percepatan penurunan stunting, kita mulai dari pemberian pil tambah darah bagi remaja putri. Ini juga berlaku bagi ibu hamil yang anemia," jelasnya. 

Pemberian pil tambah darah kepada ibu hamil bertujuan agar tidak mengalami anemia saat hamil dan melahirkan. Adapun bagi ibu hamil yang mengalami anemia dan KEK (kekurangan energi kronis) dilakukan pemberian makanan tambahan (PMT) . 

dr. Karolina melanjutkan, pemberian makanan tambahan juga diberikan kepada anak yang baru bayi apabila memiliki berat badan yang kurang. 

"Untuk ibu hamil diberikan selama 180 hari dan untuk anak diberikan dengan terus dipantau perkembangannya. Apabila sudah normal maka PMT dihentikan," jelasnya. 

Selain itu, kadis kesehatan menjelaskan upaya pencegahan stunting juga dilakukan setelah ibu melahirkan. Akan dilakukan sosialisasi terkait inisiasi menyusui dini dan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan. 

"Jika selama enam bulan, bayi memiliki berat badan rendah atau menurun maka kita kasih PMT. Dana yang digunakan melalui Kementerian Kesehatan dan dana desa," jelasnya ketika ditemui di ruang kerjanya, Selasa (3/6/2025). 

Pihaknya juga bekerjasama dengan dokter spesialis anak dan kandungan untuk melakukan intervensi ke puskesmas. Dalam hal ini pelaksanaan integrasi pemeriksaan AMC. 

"Dari pada pasien datang ke rumah sakit, biar kita yang mendatangkan spesialis ke puskesmas untuk melakukan USG dan ini rutin," jelasnya. 

Selain dinas kesehatan juga melakukan kerjasama dengan pihak ketiga. Hal ini menurut dr. Karolina untuk mendukung dan mempercepat penurunan stunting. 

Baca juga: Serahkan Bantuan Sapi Presiden, Bupati TTS Ajak Tingkatkan Kerukunan antar Umat Beragama

"Kami juga bekerja sama dengan NGO untuk menggalakan para ayah dalam Gaselor (Gerakan Ayah sebagai Konselor). Kami juga kerjasama dengan ikraf yaitu terkait membuat panduan isi piring ku untuk siklus hidup 6 bulan sampai lansia," jelas dr. Karolina. 

Menurutnya, penurunan stunting perlu diikuti dengan penurunan kemiskinan ekstrem.

"Ketika semua sudah dilengkapi tetapi kebutuhan sehari-hari dalam hal ini mereka tidak cukup untuk mengisi piringku. Sehingga yang perlu juga diperhatikan adalah penurunan angka kemiskinan ekstrem," tekannya. 

Menurutnya kemiskinan ekstrem sangat berkesinambungan dengan stunting. Sehingga mungkin kita perlu kerja sama dengan  konfergensi stunting. (any) 

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved