Wsata NTT
Wisata NTT, Nikmati Snorkeling dan Bawa Pulang Oleh-Oleh Tenun Ikat Khas Lembata
Tidak hanya kampung Lamalera dengan nelayan pemburu ikan pasu secara tradional, alam bawa laut Lembata juga begitu indah
Penulis: Alfred Dama | Editor: Alfred Dama
POS KUPANG.COM -- Kabupaten Lembata menyimpan an behgtu banyak poetnsi wisata yang digemari turing asing.
Tidak hanya kampung Lamalera dengan nelayan pemburu ikan pasu secara tradional, alam bawa laut Lembata juga begitu indah .
Dan para turis pung bisa membeli dan membawa pulang tenun ikat khas Lembata .
Snorkeling (selam permukaan), diving (selam), dan tenun ikat termasuk hal yang disukai wisatawan mancanegara (wisman) saat mengunjungi Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Mereka juga menyukai aktivitas snorkeling dan diving. Itu biasanya wisatawan dari Perancis dan Italia," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Kabupaten Lembata, Yakobus Andreas Wuwur, dikutip dari Antara.
Eksplorasi Budaya di Lembata NTT Jadi Simbol Perdamaian dan Persatuan Sementara itu, lanjutnya, wisman yang ingin melihat tenun ikat umumnya mengunjungi sejumlah lokasi, antara lain Lamalera dan Ile Ape.
Baca juga: Wisata NTT, Sesnasi Pendakian Gunung Ile Mauraja Lembata , Nikmati Dua Gunung Dalam Satu Perjalanan
Wisata budaya pun juga menjadi salah satu daya tarik wisman, termasuk ke Lamalera yang telah terkenal akan tradisi menangkap ikan paus.
Wikimedia Commons/Cecil Purba) Yakobus mengatakan, jumlah kunjungan wisman ke kabupaten tersebut per Mei 2023 adalah 177 orang.
Angka tersebut menunjukkan peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2022 yang sebanyak 153 orang.
"Jumlah wisman per Mei 2023 jauh lebih besar bila dibandingkan dengan jumlah wisman keseluruhan per tahun 2022.
Baca juga: Wisata NTT, Pesona Bukit Lendongara, Spot Foto di Padang Savana di Sumba Timur
Artinya kunjungan mulai banyak ke Lembata. Nanti kita lihat Juni ini pasti naik lagi," terangnya. Dari catatan Disparekraf Lembata, jumlah kunjungan wisman pada tahun 2019 atau sebelum pandemi adalah 152 orang.
Pada tahun 2020, angka tersebut menurun drastis menjadi tiga orang. Penurunan juga terlihat pada tahun 2021 karena tidak ada wisman yang mengunjungi Lembata sama sekali.
Adapun pelonggaran syarat perjalanan terkait Covid-19 berdampak positif terhadap jumlah kunjungan wisman ke Lembata.
Menurut Yakobus, pencapaian jumlah kunjungan wisman pada Mei 2023 menunjukkan optimisme akan bangkitnya sektor pariwisata di wilayah itu.(Kompas.com/*
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.