Makan Bergizi Gratis

MBG Serap Anggaran Jumbo, Ini Keyakinan BGN

Menurutnya, MBG tidak hanya berdampak pada kesehatan generasi muda, tetapi juga membuka pasar baru dan mendorong produktivitas sektor pangan.

Editor: Ryan Nong
POS-KUPANG.COM/BPMI Setpres
TINJAU MBG - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto bersama tokoh filantropi dunia Bill Gates berkunjung ke SD Jati 03, Jakarta, pada Rabu, 7 Mei 2025, guna meninjau langsung pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG). 

POS-KUPANG.COM, JAKATRTA – Program Makan Bergizi Gratis menyerap anggaran jumbo dalam pemerintahan Prabowo-Gibran. 

Menurut Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana, dengan anggaran jumbo tersebut, program MBG membawa sejumlah dampak besar dari pelaksanaannya. 

Menurutnya, MBG tidak hanya berdampak pada kesehatan generasi muda, tetapi juga membuka pasar baru dan mendorong produktivitas sektor pangan di berbagai daerah.

“Sekarang sangat mudah (menggerakkan ekosistem pangan). Kenapa? Karena BGN telah menciptakan dua hal penting: Membangun pasar baru dan menjamin pembelian hasil produksi masyarakat,” ujar Dadan dikutip dari Kompas.com.  

Dia menjelaskan, lewat program MBG yang menyasar 82,9 juta penerima manfaat, termasuk 5 juta santri, terbentuk pasar baru yang sebelumnya tidak ada. Ini menciptakan permintaan terpusat untuk kebutuhan bahan pangan bergizi seperti beras, telur, ayam, ikan, sayur, buah, dan susu.

“Selama ini tidak ada program konsolidasi seperti ini. MBG menciptakan permintaan yang masif dan terjamin,” kata Dadan.

Sebagai lembaga yang dibentuk langsung oleh Presiden Prabowo Subianto, BGN kini menjadi salah satu badan dengan anggaran terbesar di Indonesia.

Tahun 2025, BGN mengelola dana sebesar Rp 121 triliun, yang terdiri dari Rp 71 triliun dana pokok dan tambahan Rp 50 triliun. Bahkan, untuk tahun 2026, pagu indikatifnya mencapai Rp 217 triliun.

“Ini badan dengan anggaran terbesar di republik ini, dan semuanya digunakan untuk menyerap bahan baku pangan dari masyarakat,” ujarnya.

Dengan jaminan pasar dan pembelian dari negara, Dadan mengajak seluruh masyarakat dan pemerintah daerah untuk lebih aktif memanfaatkan lahan kosong demi meningkatkan produktivitas pangan.

Menurutnya, model pembangunan yang dibawa BGN melalui MBG adalah pendekatan baru yang mampu memberdayakan masyarakat dari hulu ke hilir, mulai dari petani, peternak, koperasi, hingga lembaga pendidikan seperti pesantren.

“Saya mengimbau, lahan-lahan (yang tidak aktif) bisa dimanfaatkan. Bisa bikin rumah kaca, pertanian partikel (particle farming), atau teknologi pertanian lain. Jangan ragu, karena pembeliannya dijamin,” jelasnya. (*)

 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved