NTT Terkini

Wagub NTT Harap Kolaborasi Lintas Sektor Tangani Stunting

Wagub Johni dalam sambutannya mengatakan kegiatan ini adalah bentuk evaluasi seberapa besar keberhasilan dalam upaya percepatan penurunan stunting

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO
Wakil Gubernur NTT, Johni Asadoma membuka kegiatan Penilaian Kinerja Pemerintah Kabupaten/Kota dalam Pelaksanaan 8 Aksi Konvergensi Penurunan Stunting Provinsi NTT, Rabu (21/5) 

Laporan POS-KUPANG.COM, Maria Selfiani Baki Wukak

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Wakil Gubernur NTT  Johni Asadoma berharap kolaborasi lintas sektor di berbagai bidang mampu menurunkan stunting.

Hal ini diungkapkan Johni Asadoma saat membuka kegiatan Penilaian Kinerja Pemerintah Kabupaten/Kota dalam Pelaksanaan 8 Aksi Konvergensi Penurunan Stunting Provinsi NTT, bertempat di Hotel Harper Kupang, Rabu (21/5/2025).

Wagub Johni dalam sambutannya mengatakan kegiatan ini adalah bentuk evaluasi seberapa besar keberhasilan dalam upaya percepatan penurunan stunting di Provinsi NTT.

"Harapannya, kegiatan ini juga semakin menguatkan Kolaborasi Lintas Sektor dengan keterlibatan aktif dari berbagai bidang baik itu bidang kesehatan, pendidikan, infrastruktur, sosial, dan berbagai bidang terkait lainnya dalam menurunkan stunting," ucapnya.

Lebih lanjut dirinya menyebutkan, ditahun 2025 pemerintah pusat telah menetapkan target penurunan stunting pada tahun 2025 sebesar 18,8 persen dan 14,2 persen pada akhir periode RPJMN 2029.

"Stunting telah menjadi perhatian serius pemerintah terutama dalam satu dekade terakhir sehingga berbagai program, upaya dan langkah-langkah strategis terus digulirkan sebagai tekad untuk mewujudkan Generasi Emas Indonesia Tahun 2045," ucap Johni Asadoma.

Wagub Johni menjabarkan bahwa berdasarkan Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2024, prevalensi stunting nasional adalah sebesar 19,8 persen atau setara 2 dari 10 anak balita mengalami stunting atau tengkes, menurun 1,7 persen dibandingkan tahun 2023 yang sebesar 21,5 persen.

"Sementara dalam konteks NTT, berdasarkan Data SSGI 2024 tersebut, prevalensi kita masih sangat tinggi dan jauh di atas rata-rata nasional sebesar 37 persen atau setara 4 dari 10 anak balita NTT mengalami stunting," sebut Johni.

Menurutnya, Pemerintah Provinsi NTT terus melakukan sejumlah langkah intervensi untuk menekan angka stunting di NTT khususnya pada 6 kelompok sasaran yaitu ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui, anak usia 0-23 bulan (BADUTA), anak usia 24-59 bulan (BALITA), remaja putri (Rematri), calon pengantin (CATIN), rumah tangga dan masyarakat.

"Kelompok sasaran tersebut menjadi prioritas dalam pemberian intervensi. Kami telah berkomitmen untuk menjadikan Posyandu sebagai pos komando utama dalam menangani masalah gizi dan pemberantasan stunting. Hal ini juga menjadi salah satu dari enam Quick Wins Untuk mendorong peran optimal Posyandu, kami terus mendorong peningkatan kapasitas dan kapabilitas dari kader posyandu dan tenaga kesehatan," jelasnya.

Baca juga: Wagub NTT Johni Asadoma Apresiasi Bali Nusra Education Fair 2025

Sebanyak 1.790 kader telah mengikuti pelatihan dan lulus dengan 25 kompetensi dasar dan memperoleh sertifikat kader posyandu dengan kategori tertinggi dari target 2.200 kader yang dilatih pada 100 hari kerja.

Selain itu, melalui kolaborasi dengan Yayasan 1.000 Hari, terdapat 2.564 kader yang telah dilatih dan lulus dengan 17 kompetensi dasar dengan target 12 ribu kader yang akan dilatih dalam setahun.

"Keberadaan kader dengan kompetensi dasar merupakan suatu keharusan yang mesti segera dilakukan untuk memperkuat kelembagaan posyandu dalam rangka melakukan deteksi dini risiko stunting, edukasi gizi, dan kampanye hidup sehat," tambahnya.

Menutup sambutan tersebut, Wagub Johni mengungkapkan, seluruh pihak harus bersatu padu dan berkolaborasi bersama.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved