Breaking News

Timor Leste

Mengapa Timor Leste Pilih Gunakan Mata Uang Dollar AS Setelah Lepas dari Indonesia?

Pilihan ini tidak lepas dari dinamika politik dan ekonomi yang melingkupi masa transisinya. 

Editor: Ryan Nong
KOMPAS/PRIYOMBODO
MATA UANG - Petugas menghitung Dollar AS di Kantor Cabang Plaza Mandiri, Jakarta, Jumat (3/8/2018). Mata uang Dollar AS dipilih Timor Leste sebagai mata uang resmi setelah lepas dari Indonesia pada 1999. 

POS-KUPANG.COM - Negara Republik Demokratik Timor Leste atau RDTL menggunakan mata uang dollar Amerika Serikat sebagai mata uang resmi.  

Penggunaan atau adopsi mata uang dollar Amerika Serikat (AS) sebagai mata uang resminya dilakukan sejak tahun 2000, atau setahun setelah memisahkan diri dari Indonesia pada tahun 1999.

Pilihan ini tidak lepas dari dinamika politik dan ekonomi yang melingkupi masa transisinya. 

Usai Timor Leste merdeka pada 20 Mei 2002, Timor Leste menjadi negara yang belum punya mata uang sendiri. Karena itu, mereka memakai dollar AS.

Lantas, bagaimana sejarah Timor Leste menggunakan dollar AS sebagai mata uang mereka? Berikut ulasan dikutip dari Kompas.com. 

Latar belakang penggunaan dollar AS di Timor Leste 

Sebelum merdeka, wilayah Timor Leste merupakan bagian dari Indonesia dan menggunakan mata uang rupiah.

Setelah referendum kemerdekaan pada 30 Agustus 1999, Timor Leste berada dalam masa transisi yang dipimpin oleh United Nations Transitional Administration in East Timor (UNTAET).

Dalam upaya menciptakan stabilitas ekonomi, keluar kebijakan Regulation 2000/7 pada 24 Januari 2000, sebagaimana dikutip dari laman Peacekeeping Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

Kebijakan ini akhirnya menetapkan dollar AS sebagai mata uang resmi Timor Leste.

Pemilihan dollar AS didasarkan pada karakteristik mata uang ini yang dianggap stabil, kuat, dan diterima secara luas di seluruh dunia.

Dengan mata uang ini, diharapkan pula terciptanya kepercayaan di mata investor dan dunia perdagangan internasional. Selain itu, kebutuhan untuk menyelamatkan negara dari ketidakstabilan politik dan ekonomi jadi alasan mengapa dollar AS dipilih Timor Leste.

Keputusan ini lantas disetujui oleh National Consultative Council (NCC), badan transisi yang memiliki kemiripan peran dan tugas dengan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) di Indonesia.

Sejak tahun 2000, uang dollar AS pun dipasok ke Timor Leste dari Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed. 

Dampak penggunaan dollar AS di Timor Leste 

Penggunaan dollar AS pada awalnya hanya diproyeksikan selama dua hingga tahun setelah Timor Leste merdeka dari Indonesia. Hanya saja, hal itu masih berlaku hingga sekarang.

Penggunaan dollar AS sebagai mata uang resmi membawa sejumlah dampak, baik positif maupun negatif, bagi perekonomian Timor Leste.

Pada awal penerapan, masyarakat Timor Leste menghadapi kenaikan harga barang dan jasa yang signifikan. Dampak ini disebabkan oleh perbedaan nilai tukar yang tinggi antara dollar AS dan mata uang lokal yang sebelumnya digunakan, seperti rupiah dan escudo Portugis.

Meski demikian, pemerintah transisi berpendapat bahwa kenaikan harga lebih disebabkan oleh prinsip pasar, bukan oleh penggunaan dollar itu sendiri.

Dollar AS bukan satu-satunya mata uang Timor Leste. Di pedesaan, banyak masyarakat yang masih memilih menggunakan sistem barter atau bahkan rupiah dalam transaksi sehari-hari.

Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua masyarakat dapat dengan mudah beradaptasi dengan dollar AS sebagai mata uang utama. Di sisi lain, penggunaan dollar AS mempermudah turis dan investor asing dalam melakukan transaksi di Timor Leste.

Mereka tidak perlu menukar mata uang, sehingga mendorong aktivitas ekonomi di sektor pariwisata dan perdagangan.

Selain dollar AS, Timor Leste juga memperkenalkan Centavo sebagai mata uang koin pelengkap untuk transaksi kecil. Centavo dicetak dan dikirim dari Portugal.

Centavo berbentuk koin, sehingga menjadi alternatif alat tukar di Timor Leste. (kompas.com)

 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved