Makan Bergizi Gratis

BGN Akan Tegur SPPG Jika Keracunan Massal Bogor Disebabkan Kualitas Makanan MBG

Adapun 223 siswa di Bogor, Jawa Barat mengalami keracunan usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis. 

Editor: Ryan Nong
ANTARA/HO-Badan Gizi Nasional
ILUSTRASI - Kepala BGN Dadan Hindayana saat mengunjungi para siswa yang dirawat di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara, Cianjur, Jawa Barat, karena mengalami gejala gangguan kesehatan usai mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Rabu (23/4/2025). 

POS-KUPANG.COM, BOGOR - Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola BGN Tigor Pangaribuan menyebut Badan Gizi Nasional akan memberi teguran keras kepada Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG)  jika ditemukan kelalaian dalam kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) di Bogor Jawa Barat.

Adapun 223 siswa di Bogor, Jawa Barat mengalami keracunan usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis

"Jika terjadi seperti ini, kami itu biasa langsung ambil tindakan. Satu, cek sampel makanannya, benar enggak? Ini valid enggak? Memang benar dari makanannya gitu kan," ujar Tigor Pangaribuan dikutip dari Kompas.com pada Rabu (14/5/2025).

"Sampel makanan selalu ada. Kalau memang valid itu sampel makanan, misalnya ada tongkol yang kurang baik. Maka kami melakukan teguran keras itu kepada Satuan Pelayanan jika melakukan hal tersebut," sambungnya.

Setelah kasus keracunan MBG terulang, BGN akan memberikan pelatihan kepada SPPG agar kejadian serupa tak kembali terjadi.

BGN juga akan menyetop pasokan bahan makanan apabila ditemukan ketidaksegaran atau kejanggalan lainnya yang menyebabkan keracunan.

“Kalau sumbernya itu dari bahan makanan, jadi bahan makanannya harus kita cek dari mana asal supplier-nya. Begitu kita tahu supplier-nya, maka kita akan berikan teguran ke supplier tersebut. Kalau dia tidak ada perbaikan, kita setop supplier tersebut," ujar Tigor.

Saat ini, uji lab tengah terhadap makanan yang menjadi penyebab keracunan MBG terjadi di Bogor. BGN juga memastikan akan bertanggung jawab dalam penanganan medis dan pembiayaan terkait masalah keracunan MBG.

"Kita bekerja sama dengan Puskesmas (menanggung) seluruh biaya pengobatan itu oleh BGN," ujar Tigor.

Sebelumnya, hasil uji sampel Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kota Bogor menunjukkan adanya kandungan bakteri E.coli dan bakteri Salmonella di paket menu MBG yang disediakan oleh dapur SPPG Bosowa Bina insani.

Wali Kota Bogor Dedie Rachim mengatakan, kedua bakteri itu ditemukan di dua jenis makanan yaitu ceplok telur yang dicampur bumbu barbeque serta tumis tahu dan tauge.

Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor sendiri telah menetapkan kasus keracunan MBG tersebut sebagai kejadian luar biasa (KLB), setelah 223 siswa menjadi korban. (*)

 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved