Konklaf 2025

5 Kardinal Calon Terkuat Paus Baru, Konklaf Hari Ini Mulai Pukul 15.00 WIB

Proses pemilihan Paus baru atau konklaf akan berlangsung di Kapel Sistina, Vatikan, Rabu (7/5/2025).

Editor: Alfons Nedabang
KOMPAS.com/HO-FILIPPO MONTEFORTE
KARDINAL - Para kardinal menghadiri misa Novemdiale keenam di Basilika Santo Petrus dengan patung Santo Petrus di latar belakang, setelah kematian Paus dan menjelang konklaf (pemilihan paus baru), di Vatikan, pada 7 Mei 2025. 

POS-KUPANG.COM - Proses pemilihan Paus baru atau konklaf akan berlangsung di Kapel Sistina, Vatikan, Rabu (7/5/2025).

Konklaf dimulai dengan misa kudus pukul 10.00 waktu setempat atau 15.00 WIB.

Misa diikuti oleh Dewan Kardinal untuk memohon tuntunan Roh Kudus dalam pemilihan Paus yang baru. 

Prosesi konklaf dilanjutkan dengan melantunkan Veni Creator, menutup pintu Kapel Sistina, dan pemilihan Paus

Konklaf dilakukan setelah Kepala Negara Vatikan sekaligus Pemimpin Gereja Katolik Dunia, Paus Fransiskus, meninggal dunia pada Senin (21/4/2025). 

Konklaf akan diikuti oleh 133 kardinal dari seluruh dunia. Kardinal dapat mengikuti konklaf apabila usianya di bawah 80 tahun.

Indonesia mengirimkan satu wakil, yaitu Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo.

Selama konklaf berlangsung, para kardinal tidak diperbolehkan keluar dari Kapel Sistina sampai Paus yang baru terpilih.

Syarat seorang kardinal terpilih sebagai Paus adalah memperoleh dua per tiga suara dari para elektor.

Jika Paus yang baru sudah terpilih, akan keluar asap putih dari cerobong asap Kapel Sistina.

Setelah itu, Paus terpilih akan menyapa umat Katolik yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus, Vatikan.

Kandidat Terkuat

Berkaca dari proses tersebut, siapa saja kardinal yang menjadi kandidat terkuat Paus

1. Uskup Agung Bologna Kardinal Mateo Zuppi (69 tahun)

Zuppi dianggap sebagai salah satu kandidat terkuat pengganti Paus Fransiskus.

Ia memiliki kedekatan dengan Paus Fransiskus sehingga digadang-gadang siap untuk meneruskan kepemimpinan pendahulunya. 

Zuppi pernah diangkat menjadi Uskup Agung Bologna, Italia oleh Paus Fransiskus pada 2015. Jabatan yang diemban Zuppi menjadi salah satu posisi paling berpengaruh di Italia.

Setelah itu, Zuppi ditunjuk sebagai Presiden Konfederasi Uskup pada 2022.

Paus Fransiskus kemudian memberikan tugas baru kepada Zuppi kepada utusan perdamaian untuk urusan Ukraina pada 2023.

2. Menteri Luar Negeri Vatikan Kardinal Pietro Parolin (70 tahun)

Media-media di Italia menggambarkan Parolin sebagai pewaris Paus Fransiskus.

Sepanjang hidupnya, ia dikenal sebagai seorang diplomat kawakan untuk Vatikan dan pernah bertugas di Venezuela, Nigeria, dan Meksiko. 

Ia juga dipandang sebagai seorang moderat yang bijaksana seperti Paus Fransiskus yang berfokus pada demokrasi, HAM, dan kemanusiaan.

3. Kardinal Robert Francis Prevost (69 tahun)

Sepanjang sejarah Vatikan, belum pernah ada Paus yang berasal dari Amerika. Meski begitu, nama Prevost dipertimbangkan sebagai salah satu Paus yang baru.

Pasalnya, Prevost menjabat sebagai kepala kelompok penasihat utama Fransiskus dalam memilih Uskup baru. Posisi tersebut memberikan Prevost keuntungan karena namanya dikenal luas.

Prevost juga bertugas sebagai misionaris di Peru di awal perjalanannya sebagai imam sebelum pindah ke posisi kepemimpinan di Vatikan.

4. Mantan Uskup Agung Filipina Kardinal Luis Antonio Gokim Tagle (69 tahun)

Tagle juga masuk bursa Paus yang baru setelah ia dipandang sebagai “bintang” yang sedang naik daun di Gereja Katolik.

Hal itu terjadi sejak pengangkatannya pada 1997 dalam kelompok teolog Katolik terpilih yang memberikan bimbingan kepada para pemimpin gereja mengenai pertanyaan-pertanyaan teologis utama. 

Jika hasil konklaf menetapkan Tagle sebagai pengganti Paus Fransiskus, ia akan menjadi Pemimpin Gereja Katolik pertama yang berasal dari Asia.

5. Kardinal Peter Kodwo Appiah Turkson (76 tahun)

Turkson merupakan penasihat dekat Paus Fransiksus dalam ensiklik "Laudato Si" yang berisi prinsip untuk merawat Bumi sebagai rumah bersama.

Turkson juga mewakili kelanjutan warisan keadilan sosial dan lingkungan progresif Fransiskus.

Menurut Profesor Teologi di Boston College, Richard Lennan, Turkson akan menjadi pilihan yang benar-benar menarik dalam konklaf tahun ini. 

Lennan juga mengatakan, Turkson memiliki komitmen yang kuat terhadap keadilan sosial dan melakukan apa saja yang harus dilakukan.

“Ia memenuhi semua kriteria Fransiskus,” kata Lennan. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lain di GOOGLE NEWS

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved