Prakiraan Cuaca

Dampak Peralihan Musim, BMKG Sebut Sejumlah Wilayah Indonesia Masih Berpotensi Cuaca Esktrem

Dampak Peralihan Musim Hujan ke kemarau, BMKG Sebut Sejumlah Wilayah Indonesia Masih berpotensi cuaca esktrem.

Penulis: Adiana Ahmad | Editor: Adiana Ahmad
POS-KUPANG.COM/RYAN TAPEHEN
DAMPAK PERALIHAN MUSIM - Banijir di Naibonat Kabupaten Kupang, NTT. Dampak Peralihan Musim, BMKG Sebut Sejumlah Wilayah Indonesia masih berpotensi cuaca esktrem... 

POS-KUPANG.COM - Sebagian besar Wilayah Indonesia termasuk NTT saat ini sudah memasuki musim peralihan dari musim hujan ke musim kemarau.

Kondisi ini berdampak pada cuaca di Sejumlah Wilayah Indonesia.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ) menyebut Dampak Peralihan Musim Hujan ke kemarau yakni cuaca ekstrem seperti hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang.

Dilansir dari laman resmi BMKG, menjelaskan selama periode April hingga Juni mendatang, sejumlah wilayah Indonesia secara bertahap diprediksi mulai memasuki musim kemarau.  

Baca juga: BMKG Kupang Prediksi Cuaca NTT Hari Ini Hujan Ringan hingga Sedang, Ini Daftar Daerah Terdampak

Kondisi ini ditandai dengan suhu terik pada pagi hingga siang hari yang diikuti oleh potensi hujan lokal pada sore hingga malam hari.

Hujan yang terjadi umumnya bersifat tidak merata dengan intensitas sedang hingga lebat dan durasi singkat, yang berpotensi disertai kilat dan angin kencang.

Ketidakstabilan atmosfer selama periode ini meningkatkan kemungkinan terbentuknya awan konvektif, khususnya di wilayah barat dan selatan Indonesia seperti Sumatra bagian selatan, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

Masyarakat diimbau untuk selalu memerhatikan informasi cuaca terkini, tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi secara tiba-tiba, terutama pada sore hari, serta variasi cuaca antar-wilayah yang signifikan, yang berpotensi memengaruhi berbagai aktivitas masyarakat sehari - hari.

Selama sepekan ke depan, wilayah Indonesia berpotensi dipengaruhi oleh gangguan MJO, gelombang Kelvin, gelombang Rossby Ekuator, dan gelombang Low Frequency yang aktif pada wilayah dan periode yang sama, yakni di Kalimantan bagian timur, sebagian besar Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, dan sebagian besar Papua. 

Kondisi tersebut berpotensi meningkatkan aktivitas konvektif serta pembentukan pola sirkulasi siklonik di wilayah tersebut.

Bibit Siklon Tropis 97S terpantau di Laut Arafuru sebelah tenggara Kep. Tanimbar, Maluku, dengan kecepatan maksimum 20 knot tekanan udara minimum 1010 mb yang bergerak ke arah Tenggara, dengan potensi menjadi siklon tropis dalam 24 jam mendatang dalam kategori
rendah. 

Baca juga: Adanya Bibit Siklon Tropis 97S, BMKG Ingatkan Warga Manggarai Potensi Terjadi Cuaca Ekstrem 

Meskipun demikian, Bibit Siklon Tropis 97S ini berpotensi memberikan dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca dan perairan di wilayah Indonesia dalam 24 jam berupa;

Hujan dengan intensitas sedang – lebat di wilayah Kepulauan Aru, Kepulauan Kei, Kepulauan Tanimbar, Kepulaun Babar. Angin kencang di wilayah Kepulauan Tanimbar, Kepulauan Kei, dan Kepulaun Aru. Tinggi gelombang 1.25 – 2.5 meter di Laut Arafuru, perairan Kepulaun Semata hingga Kepulauan Tanimbar, serta perairan Kepulauan Kai dan Kepulauan Aru.

Selain fenomena tersebut, sirkulasi siklonik diprakirakan terpantau di Samudra Hindia barat daya Bengkulu, dan di Samudra Pasifik utara Sorong, yang membentuk daerah konvergensi memanjang di Samudra Hindia barat daya Bengkulu, Perairan timur laut Maluku Utara, Laut Halmahera, dan Samudra Pasifik utara Papua Barat Daya. 

Daerah konvergensi lain diprakirakan terbentuk di perairan barat Sumatra Barat hingga Barat Lampung, di Samudra Hindia Barat daya Banten, dari Kalimantan Utara hingga Kalimantan Timur, dari Papua Tengah hingga Papua Pegunungan, dari Maluku bagian Selatan hingga Laut Arafuru, di Laut Sulu, dan daru laut Maluku hingga Laut Seram. 

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved