Internasional Terkini

Banyak WNI Terjebak Penipuan Kerja di Luar Negeri, Terjebak Operasi Penipuan Digital

Demikian disampaikan Direktur Siber Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Kombes Pol Raja Sinambela.

Editor: Ryan Nong
POS-KUPANG.COM/HO
Ilustrasi penipuan di media sosial 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Banyak Warga Negara Indonesia (WNI) yang terjebak dalam penipuan kerja di luar negeri, khususnya di Myanmar dan Kamboja. Fenomena tersebut bisa jadi dipicu oleh kurangnya lapangan kerja dalam negeri.

Demikian disampaikan Direktur Siber Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Kombes Pol Raja Sinambela di Jakarta, Kamis (24/4/2025).

“Ironisnya, kenapa justru masyarakat kita bermigrasi ke sana (Myanmar dan Kamboja) untuk mencari pekerjaan?” kata Raja dikutip dari Kompas.com.

“Berarti di dalam negeri juga ada sedikit (mungkin) kekurangan untuk penerimaan kerja,” lanjut dia.

Raja juga menyoroti betapa rumitnya kondisi politik dan keamanan di Myanmar, negara yang kini menjadi salah satu pusat aktivitas online scam.

Ia menegaskan, setengah dari wilayah Myanmar kini tidak lagi berada di bawah kendali pemerintah resmi, melainkan dikuasai oleh kelompok pemberontak.

“Negaranya sudah diambil alih oleh junta militer. Tapi, setelah junta naik, mereka juga kalah dari pemberontak,” ungkap dia.

“Jadi, kalau kita minta bantuan ke pemerintah Myanmar, mereka juga tidak bisa berbuat banyak,” ujar dia.

WNI yang terjebak umumnya diberangkatkan secara ilegal dengan janji pekerjaan bergaji tinggi. Mereka dikirim melalui jalur-jalur tidak resmi, seperti melalui Bangkok, lalu diselundupkan ke wilayah-wilayah konflik di Myanmar.

Sesampainya di sana, mereka dipaksa bekerja dalam operasi penipuan digital lintas negara.

Sebelumnya, Divisi Bantuan Hukum Migrant Care Nur Harsono mengungkapkan sulitnya mengidentifikasi WNI yang terjebak menjadi pelaku online scam atau admin judi daring di Myanmar.

Dia bilang, modus keberangkatan terlihat seperti perjalanan wisata, karena rute yang digunakan adalah melalui Bangkok, Thailand.

“Yang paling sulit adalah mengidentifikasi bahwa mereka ini akan dijadikan pekerja scammer,” kata Nur Harsono.

“Karena mereka dari Jakarta langsung ke Bangkok. Dan karena menggunakan paspor wisata, maka kecil sekali kecurigaan bahwa mereka akan dipekerjakan sebagai pelaku online scam,” tambah dia. (*)

 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved