Paskah 2025

Pawai Paskah, Antara Makna Religius dan Potensi Pariwisata yang Menjanjikan

Pieter Kembo menyoroti perayaan Paskah di beberapa wilayah Indonesia telah menjadi magnet wisatawan, seperti Semana Santa di Larantuka

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO
Para penari saat mementaskan tarian Ova Langga di depan Gereja GMIT Talitakumi Pasir Panjang, Senin (22/4/2019) malam. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eugenius Suba Boro

POS-KUPANG.COM, KUPANG Pawai Paskah, lebih dari sekadar perayaan religius umat Kristiani, kini mulai dilirik sebagai potensi besar dalam pengembangan pariwisata budaya dan religi di Indonesia.

Hal ini disampaikan oleh Pieter Kembo, seniman budaya sekaligus sutradara film asal Nusa Tenggara Timur, dalam wawancara bersama reporter Pos Kupang, Senin (21/4/2025).

Menurut Kembo, Pawai Paskah bukan hanya bentuk penghayatan iman, namun juga merupakan representasi kekayaan budaya lokal yang patut dikembangkan sebagai daya tarik wisata. 

"Pawai ini adalah teater jalanan yang sakral, penuh penghayatan dan energi kolektif masyarakat. Bukan hanya pertunjukan, tetapi perwujudan iman dalam bentuk seni," jelasnya.

Pieter Kembo menyoroti perayaan Paskah di beberapa wilayah Indonesia telah menjadi magnet wisatawan, seperti Semana Santa di Larantuka, yang memadukan tradisi Portugis dengan semangat lokal.

 “Larantuka adalah contoh sukses bagaimana tradisi rohani dapat berdampingan dengan geliat pariwisata. Wisatawan tidak hanya datang untuk melihat, tapi untuk merasakan,” tambahnya.

Tak hanya di Larantuka, Kembo juga menyoroti perayaan Paskah di Kota Kupang yang setiap tahunnya diselenggarakan oleh Pemuda GMIT

Kupang, dengan segala dinamika kotanya, memiliki potensi serupa. Tradisi Pawai Paskah oleh Pemuda GMIT, yang sudah rutin digelar, menampilkan berbagai elemen kreatif, baik dalam penyusunan narasi, desain kostum, maupun penghayatan para peserta.

Ribuan warga turut menyaksikan jalannya pawai dengan antusias, menciptakan suasana yang hidup dan menyentuh.

Baca juga: Rekayasa Lalu Lintas Diberlakukan Saat Pawai Paskah Pemuda GMIT Kota Kupang, Ini Rutenya

Ia menilai, pawai di Kupang memiliki potensi serupa jika dikelola secara profesional dan tetap menjaga nilai spiritualnya.

Pawai Paskah menyuguhkan pemandangan visual dramatis, kostum autentik, musik liturgis, dan keterlibatan aktif warga setempat. 

Unsur-unsur ini menjadi nilai jual tinggi bagi wisatawan yang mencari pengalaman spiritual dan budaya yang otentik.

“Kalau dikemas dengan baik, Pawai Paskah akan membuka peluang besar bagi pelaku UMKM, pengrajin lokal, penyedia jasa akomodasi, hingga pemandu wisata,” kata Kembo. 

Ia juga mengusulkan agar pemerintah daerah memasukkan Pawai Paskah dalam kalender pariwisata resmi, serta menggandeng komunitas kreatif dalam promosi digital dan storytelling.

Namun demikian, Kembo mengingatkan pentingnya menjaga nilai-nilai sakral dari perayaan ini. Ia menyebut bahwa keseimbangan antara eksplorasi budaya dan penghormatan terhadap aspek religius harus dijaga dengan panduan etis yang ketat.

“Jangan sampai demi menarik wisatawan, kita mengorbankan makna spiritual yang seharusnya menjadi inti dari perayaan ini,” tegasnya. Tantangan lain seperti logistik, keamanan, dan manajemen massa juga menjadi perhatian penting, terutama jika jumlah pengunjung terus meningkat.

Pieter Kembo menaruh harapan besar pada Kota Kupang sebagai tuan rumah Pawai Paskah yang konsisten. Ia berharap pemerintah kota memberi perhatian serius terhadap potensi ini.

“Pawai Paskah di Kupang sudah menjadi daya tarik tersendiri. Tinggal bagaimana mengemasnya dengan strategi yang tepat agar menjadi wisata religi tahunan yang menggerakkan ekonomi warga,” pungkasnya.

Melalui sinergi antara gereja, pemerintah, seniman, dan masyarakat, Pawai Paskah dapat menjadi simbol harmoni antara iman, budaya, dan ekonomi. Sebuah perayaan yang bukan hanya memperkuat spiritualitas, tetapi juga memperkenalkan Indonesia ke panggung pariwisata dunia. (uge)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved