Kota Kupang Terkini
Ketua Sinode GMIT Serukan Damai Sejahtera Harus Hadir di Provinsi NTT
Pdt. Samuel menggambarkan Provinsi NTT sebagai "surga hangat bunga mekar" yang tetap memberi kehidupan meski dalam keterbatasan.
Penulis: Ray Rebon | Editor: Oby Lewanmeru
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Ketua Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT), Pdt. Samuel Benyamin Pandie, S.Th, menegaskan bahwa kebangkitan Kristus bukan hanya sebuah peristiwa masa lalu, tetapi merupakan realitas yang hidup setiap hari dalam kehidupan orang percaya.
Hal ini disampaikannya dalam sambutan saat membuka Prosesi Paskah Pemuda GMIT tahun 2025 di Kota Kupang, Senin (21/4/2025).
"Kebangkitan itu selalu menjadi awal mula. Selama damai sejahtera masih menjadi pertarungan berat di muka bumi, maka kebangkitan Kristus adalah peristiwa setiap hari," ujar Pdt. Samuel.
Dalam kesempatan itu, Pdt Samuel juga menekankan bahwa GMIT sebagai eklesia baru harus berani bersuara lantang terhadap ketidakadilan dan kejahatan yang merusak tatanan kehidupan.
Ia menyerukan kepada para pemimpin, terutama mereka yang memegang kewenangan di bidang hukum dan keadilan, untuk menjalankan tugas secara adil dan bertanggung jawab.
Baca juga: Antusiasme Warga Kupang Sambut Peserta Pawai Paskah di Titik Finish Gereja GMIT Kota Kupang
"Eklesia baru kita adalah eklesia yang berkata: kamu yang jahat, stop. Kepada para pimpinan yang punya kewenangan dalam hukum dan keadilan, mari berlakukan hukum dan keadilan sebaik-baiknya,"tegasnya.
Pdt. Samuel juga menyampaikan dukungan penuh GMIT kepada pemerintah dan aparat penegak hukum untuk menuntaskan kasus-kasus kekerasan seksual terhadap anak serta eksploitasi anak-anak NTT melalui media.
Ia menyebut bahwa gereja berdiri di belakang semua pihak yang berjuang menegakkan keadilan di NTT.
"Sampai di mana pun kami akan mengatakan bahwa Paskah ada pada kita. Kami berdiri di belakang bapak dan ibu untuk usut tuntas, dan katakan keadilan masih berlaku di NTT," jelasnya.
Ia juga mengajak Gubernur dan Wakil Gubernur NTT untuk menyalurkan kasih dan kepedulian ke seluruh wilayah, terutama kepada anak-anak NTT yang menjadi buruh liar di luar daerah.
Menurutnya, mereka adalah generasi masa depan yang saat ini hidup dalam kondisi kehilangan identitas.
"Pemerintah dan semua pihak harus hadir memperkuat manajemen kehidupan mereka. Gereja terpanggil untuk menguatkan spiritual mereka," ujarnya.
Pdt. Samuel menggambarkan Provinsi NTT sebagai "surga hangat bunga mekar" yang tetap memberi kehidupan meski dalam keterbatasan.
Ia berharap warga NTT tidak kehilangan cinta, harapan, dan identitas sebagai anak-anak Tuhan.
"Kita mesti menghidupkan rasa cinta kembali, daripada mereka pulang hanya tinggal nama. Kami menyerukan damai sejahtera Kristus kepada mereka, sampai ke mana pun mereka berada," ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa GMIT terus menjaga nilai toleransi dan menyerukan kepada para pemimpin agar meninggalkan kepentingan politik dan kembali berlaku adil dan jujur kepada masyarakat.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa prosesi Paskah adalah bentuk nyata dari iman yang hidup.
"Doa tanpa tindakan itu kosong. Prosesi Paskah adalah satu proklamasi bahwa kami siap menjadi eklesia baru dan siap menggulingkan batu-batu kejahatan," katanya.
Kepada kaum muda, ia memberikan pesan khusus untuk menjauhi kebiasaan buruk dan menyiapkan diri menjadi pemimpin masa depan.
"Kaum muda, kamu adalah ciptaan terbaik Tuhan Yesus. Kamu akan menjadi pemimpin negeri ini selanjutnya. Jangan jadi pemabuk, tetapi jadilah pembawa damai," pesannya.
Ia juga mengimbau agar seluruh peserta prosesi tidak membawa atribut yang menimbulkan kesan perpecahan, karena GMIT dan Indonesia adalah satu kesatuan.
"Kita hanya berbeda warna kulit dan pakaian, tetapi sesungguhnya kita memiliki hati yang sama, hati damai sejahtera yang Tuhan Yesus berikan bagi kita semua," tandasnya. (rey)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.